> >

Penggerebekan Narkoba Terbesar di Asia, Polisi Laos Sita BB Berjumlah Spektakuler dari Segitiga Emas

Kompas dunia | 28 Oktober 2021, 17:45 WIB
Lebih dari 55 juta tablet amfetamin dan lebih dari 1,5 ton kristal metamfetamin dicegat oleh polisi Laos pada hari Rabu (27/10/2021), saat menghentikan sebuah truk yang terlihat membawa peti bir di Bokeo utara, seperti dilansir Straits Times, Kamis (28/10/2021). (Sumber: The Star Malaysia)

BANGKOK, KOMPAS.TV - Polisi Laos dilaporkan berhasil melakukan penyitaan dan penangkapan spektakuler obat-obatan terlarang di kawasan Segitiga Emas. PBB menyebutnya sebagai penggerebekan narkoba tunggal terbesar di Asia, seperti diberitakan Straits Times, Kamis (28/10/2021).

Kabar itu dipastikan dua sumber keamanan di Thailand pada Kamis.

Lebih dari 55 juta tablet amfetamin dan lebih dari 1,5 ton kristal metamfetamin dicegat oleh polisi Laos pada hari Rabu (27/10/2021), saat menghentikan sebuah truk yang terlihat membawa peti bir di Bokeo utara, yang berbatasan dengan Thailand dan Myanmar. Penyitaan barang bukti (BB) berjumlah spektakuler ini diungkap dua sumber tersebut.

Jeremy Douglas, perwakilan regional Asia Tenggara untuk Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) mengatakan, penemuan itu "sejauh ini merupakan penyitaan terbesar dalam sejarah Asia Timur dan Tenggara".

Penggerebekan itu menyusul penyitaan 16 juta tablet amfetamin oleh polisi Laos dalam dua penggerebekan terpisah di area yang sama selama periode satu minggu.

Pihak berwenang di Laos tidak segera menanggapi permintaan komentar media.

Baca Juga: Sepanjang 2020, Militer Myanmar Klaim Sita Narkotika Senilai hampir 1 Miliar Dollar AS

Sederet tumpukan besar karung-karung berisi ganja yang dibakar di Yangon, Myanmar, Sabtu 26 Juni 2021. Myanmar membakar narkoba senilai lebih dari setengah miliar dolar hari Sabtu, 26 Juni 2021. (Sumber: France24. )

Segitiga Emas - wilayah timur laut Myanmar yang bertemu dengan bagian Thailand dan Laos - memiliki sejarah panjang sebagai daerah penghasil utama narkotika dunia.

Wilayah tersebut berfungsi sebagai pusat produksi besar-besaran untuk stimulan jenis amfetamin, terutama metamfetamin, yang digunakan oleh sindikat kejahatan Asia dengan jaringan distribusi sampai ke Jepang dan Selandia Baru.

Douglas mengatakan, lonjakan volume obat yang disita di Laos disebabkan oleh pergeseran rute penyelundupan di dalam Myanmar, sebagai akibat dari kerusuhan di daerah perbatasan sejak kudeta pada Februari.

"Ini terkait dengan risiko keamanan dan kacaunya pemerintahan di wilayah Segitiga Emas dan wilayah etnis Shan di Myanmar, sehingga limpahan masalah melanda kawasan itu," kata Douglas.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Straits Times


TERBARU