Diseret Paksa Aparat Israel, Ibu-Ibu Palestina Menangis Protes Kuburan Anaknya Digusur
Kompas dunia | 27 Oktober 2021, 18:48 WIBArieh King, wakil walikota Yerusalem mengatakan, pihaknya tidak pernah berniat memindahkan pemakaman itu.
Ia mengklaim, pihak kepolisian Israel mengevakuasi Nababteh karena ibu itu terlalu dekat dengan pembangunan.
Lebih jauh, ia mengatakan, penggalian tulang manusia sebelum ini dilakukan di areal pemakaman tak resmi yang telah dikubur secara ilegal.
Baca Juga: Keterlaluan! Israel Labeli Kelompok HAM Palestina Teroris, Akhirnya Banjir Kecaman
Arieh menambahkan bahwa taman itu akan memberikan warga Palestina akses yang lebih mudah ke Kota Tua dengan kereta gantung.
Akan tetapi, para pengkritik menilai kebijakan itu akan mengubah panorama kuno Yerusalem.
Selain itu, kemudahan akses ini disebut akan mendorong penduduk Israel makin jauh mencaplok wilayah Palestina.
Di sisi lain, Mufti Agung Yerusalem Sheikh Mohammad Hussein menilai taman itu adalah penghinaan terhadap pemakaman. Taman itu akan dibuka pada pertengahan 2022.
"Kuburan manusia tidak dapat dilanggar tanpa memandang jenis kelamin, kebangsaan atau agama," ujar Hussein.
Yerusalem menjadi kota yang diperebutkan Palestina dan Israel. Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara di Tepi Barat yang diduduki Israel dan Jalur Gaza.
Sementara, Israel menganggap Yerusalem sebagai ibu kota abadi yang tak terpisahkan dari negara mereka.
Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Vyara-Lestari
Sumber : France24