Biden Akan Hadir di KTT ASEAN, Upaya AS untuk Hadang Langkah China?
Kompas dunia | 26 Oktober 2021, 13:05 WIBEdgard Kagan, direktur senior untuk Asia Timur di Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, pekan lalu menekankan bahwa Washington tidak melihat Quad sebagai "NATO Asia" dan tidak dimaksudkan untuk bersaing dengan ASEAN.
Dia mengatakan Washington memiliki kepentingan untuk bekerja dengan ASEAN untuk memastikan ketahanan rantai pasokan, pada perubahan iklim, dan untuk mengatasi "tantangan bersama pada masalah maritim", referensi yang jelas untuk klaim luas China di Laut China Selatan yang disengketakan.
"Ini akan menjadi pertemuan pertama Biden dengan para pemimpin ASEAN sebagai presiden, jadi dia ingin meyakinkan mereka bahwa Asia Tenggara penting bagi pemerintahannya," kata Murray Hiebert, pakar Asia Tenggara di lembaga pemikir Pusat Studi Strategis dan Internasional Washington.
Hiebert mengatakan para pemimpin ASEAN akan sangat ingin mendengar rencana Amerika Serikat untuk meningkatkan penyediaan vaksin Covid-19 ke Asia Tenggara, yang telah terpukul keras oleh pandemi, dan bagaimana Washington berencana untuk terlibat dalam perdagangan, investasi, dan infrastruktur.
Baca Juga: Junta Militer Myanmar Kembali Protes karena ASEAN Hanya Izinkan Pejabat Menengah Jadi Wakil di KTT
Biden tidak memberikan tanda-tanda rencana AS untuk kembali ke kerangka perdagangan regional yang ditarik Trump pada tahun 2017. seorang diplomat Asia, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kurangnya elemen ekonomi dalam keterlibatan regional AS adalah kesenjangan besar.
"Bagian yang paling penting bagi kawasan adalah ekonomi," kata diplomat itu. "Kami agak terjebak di kawasan yang mengatakan: 'Anda menciptakan semacam struktur kompetitif strategis dengan China, tapi ini tidak memberi keuntungan bagi kawasan sama sekali. Sementara itu, kita semua mendapat keuntungan dari hubungan ekonomi yang terus tumbuh dengan China.' "
Pertemuan ASEAN akan berlangsung tanpa pemimpin junta militer Myanmar Min Aung Hlaing, yang tidak diundang untuk ikut KTT dan dipandang sebagai langkah berani yang langka untuk kelompok regional yang biasanya terkenal dengan prinsip tidak ikut campur urusan rumah tangga tetangga.
Kagan menyebut ini sebagai langkah signifikan tetapi mengatakan lebih banyak yang harus dilakukan untuk mengatasi tantangan yang dari Myanmar.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/Bangkok Post