Bocoran Dokumen: Facebook Setengah Hati Cegah Persebaran Konten Kebencian Anti-Muslim di India
Kompas dunia | 24 Oktober 2021, 22:24 WIBNEW DELHI, KOMPAS.TV - Facebook tidak tegas dan selektif dalam memberantas konten misinformasi dan ujaran kebencian, khususnya yang menyasar komunitas muslim yang termarjinalkan di India. Hal tersebut terungkap dalam bocoran dokumen yang didapat Associated Press.
Dokumen internal Facebook menyorot kesulitan perusahaan itu dalam mengatasi konten-konten menghasut di platformnya yang diakses jutaan warga India.
Berkas dokumen tersebut didapatkan Associated Press dalam versi tersensor, disediakan oleh tim hukum pembocor (whistleblower) Facebook, Frances Haugen, yang juga bersaksi kepada Kongres Amerika Serikat (AS).
Konten-konten semacam itu tak jarang menyulut kekerasan komunal dan SARA di negara demokratis terpadat tersebut.
Dokumen itu menyebut bahwa Facebook sudah lama sadar akan persebaran ujaran kebencian di platformnya. Namun, raksasa teknologi informasi ini tidak cukup berupaya memberantasnya.
Baca Juga: India Tuntut Kompensasi dan Pembayaran dari Negara Kaya atas Dampak Perubahan Iklim
Sejumlah pengamat menyebut Facebook gagal mengatasi persebaran ujaran kebencian di India, khususnya jika terkait partai yang berkuasa saat ini, Partai Bharatiya Janata (BJP) dan Perdana Menteri Narendra Modi.
Narendra Modi sendiri memanfaatkan Facebook dalam kampanye pemilu yang dimenanginya. Facebook pun diduga selektif menyortir ujaran kebencian untuk menghindari pukulan balik dari BJP-nya Modi.
Algoritma Facebook mengakomodasi kebencian dan kekerasan di India
Bocoran dokumen internal yang didapat Associated Press memuat rekaman laporan ujaran kebencian dan misinformasi di Facebook India. Dalam sejumlah kasus, algoritma Facebook justru membantu persebaran konten semacam itu.
Staf Facebook India dilaporkan mengkhawatirkan penanganan konten-konten disinformasi yang viral di platform Facebook.
Menurut tinjauan internal, Facebook mengategorikan India sebagai salah satu “negara paling berisiko” dengan isu ujaran kebencian dan misinformasi.
Facebook pun menyatakan pihaknya hendak memprioritaskan pengembangan moderasi otomatis dengan Bahasa Hindi dan Bengali, dua bahasa yang digunakan mayoritas warga India.
Akan tetapi, upaya moderasi Facebook sejauh ini belum cukup serius. Facebook tak memiliki moderator konten berbahasa lokal yang cukup. Padahal, konten-konten di luar bahasa Inggris lah yang beberapa kali memicu kekerasan di dunia nyata.
“Ujaran kebencian terhadap kelompok termarjinalkan, termasuk muslim, sedang meningkat secara global. Jadi kami meningkatkan kebijakan dan berkomitmen memperbarui aturan kami seiring ujaran kebencian yang berkembang secara daring,” kata seorang juru bicara Facebook kepada Asssociated Press.
Baca Juga: Bos Twitter Jack Dorsey Mengejek Ide Mark Zuckerberg Bikin Facebook Jadi Metaverse
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press