Media Dunia Heboh atas Temuan Harta Karun Swarnadwipa Kerajaan Sriwijaya di Dasar Sungai Musi
Kompas dunia | 24 Oktober 2021, 15:49 WIBSelama lebih dari 300 tahun penguasa Sriwijaya menguasai jalur perdagangan antara Timur Tengah dan kekaisaran Cina.
"Sriwijaya menjadi persimpangan internasional untuk produk terbaik zaman itu. Penguasanya mengumpulkan kekayaan legendaris," tutur Kingsley.
Dia menulis, “Dari perairan dangkal muncul emas dan permata berkilauan yang hanya klop dengan kerajaan terkaya ini, mulai dari alat perdagangan dan senjata perang hingga peninggalan agama."
Baca Juga: Inilah Harta Karun Mineral Afghanistan Senilai 1 - 3 Triliun Dolar AS yang Diincar Banyak Negara
Dari kuil-kuil dan tempat-tempat pemujaan yang hilang, muncul patung-patung Buddha perunggu dan emas, pengetuk pintu kuil perunggu berhias wajah Kala, sang Iblis dalam dunia kuno, atau dalam legenda Hindu adalah kepala Rahu yang mengaduk-aduk lautan untuk membuat ramuan keabadian.
Ditemukan juga lonceng biarawan perunggu dan cincin upacara emas bertatahkan batu rubi dan dihiasi dengan tongkat vajra emas bercabang empat, simbol Hindu untuk petir, senjata pilihan para dewa.
“Pedang dengan gagang terbuat dari emas yang indah akan menghiasi hari-hari kerajaan, sementara cermin perunggu dan ratusan cincin emas, banyak yang dicap dengan huruf, angka dan simbol yang penuh teka-teki, anting-anting dan manik-manik kalung emas membangkitkan kemegahan aristokrasi pedagang yang melakukan transaksi sehari-harinya di masa itu, mengesahkan manifes ekspor-impor di kompleks istana.”
Baca Juga: Ratusan Warga Berburu Harta Karun Peninggalan Sriwijaya di Ogan Komering Ilir
Sebab persis kenapa kerajaan Sriwijaya runtuh hingga saat ini belum diketahui. Kingsley berspekulasi bahwa itu mungkin jawaban Asia untuk Pompeii, yang menjadi korban letusan gunung berapi di Indonesia. "Atau apakah sungai yang berlumpur dan sulit diatur itu menelan seluruh kerajaan?"
Tanpa penggalian resmi, berbagai bukti arkeologis dan bukti sejarah yang dapat menjawab pertanyaan seperti itu akan hilang ditelan masa dan makin tenggelam ditelan lumpur sungai Musi.
Harta karun yang sekarang diambil oleh para nelayan dijual sebelum para arkeolog dapat mempelajarinya dengan benar dan berakhir di tangan pedagang barang antik.
Sementara para nelayan yang menggunakan peralatan selam dan ember berbahaya hanya menerima sangat sedikit dibanding nilai sebenarnya dari berbagai harta karun arkeologi dan peradaban itu.
"Semua itu hilang dari dunia," Kingsley memperingatkan.
“Paket besar, termasuk patung Buddha berukuran besar yang menakjubkan yang dihiasi dengan berbagai batu permata berharga, hilang di tengah gelap dan hiruk-pikuknya pasar barang antik dunia. Kisah naik turunnya kerajaan Sriwijaya dan dongeng pulau emas sudah kembali mati sebelum bisa dikisahkan kepada dunia.”
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/Guardian/Wreckwatch Magazine