Terjebak Kemacetan, Pria Ini Hubungi Polisi karena Kebelet Buang Air Kecil
Kompas dunia | 23 Oktober 2021, 14:38 WIBONTARIO, KOMPAS.TV - Seorang pria Kanada menghubungi polisi saat dirinya tengah terjebak kemacetan di Ontario.
Ia mengatakan dirinya menghubungi kepolisian karena sudah kebelet untuk buang air kecil.
Pria tersebut menghubungi layanan gawat darurat, 9-1-1, untuk meminta ambulans.
Namun, kemudian ia meminta untuk dikirimkan polisi.
Baca Juga: Setahun Ditutup, Mesir Izinkan Toilet Masjid Kembali Dibuka tapi Hanya 15 Menit sebelum Waktu Salat
“Oke, Anda membutuhkan polisi. Apa situasi gawat daruratnya,” tanya petugas kepadanya dikutip dari New York Post.
“Sebenarnya saya ingin buang air kecil, dan semua orang ini sama sekali tidak bergerak,” tutur pria tersebut.
Sang petugas pun merasa kaget dengan apa penyebab pria itu membutuhkan polisi.
Petugas pun mencoba memastikan kembali apa yang menjadi penyebab kondisi gawat darurat yang dialaminya.
Jawabannya pun tetap sama, bahwa ia ingin buang air kecil.
“Saya tak yakin apa yang Anda ingin saya lakukan jika Anda ingin buang air besar. Saya tak bisa membantu Anda dengan itu,” tambah sang petugas.
Ia pun kemudian memutuskan sambungan tersebut.
Departemen Kepolisian Regional The Peel membocorkan klip audio dari telepon suara itu kepada publik.
Baca Juga: Ancaman Mengerikan Geng Haiti yang Culik 17 Misionaris AS, Siap Membunuh jika Tebusan Tak Dibayar
Hal itu mereka lakukan sebagai pengumuman untuk mengingatkan kepada publik agar tak menggunakan panggilan gawat darurat tersebut untuk sesuatu yang tidak gawat.
Mereka menegaskan panggilan seperti itu bisa melewatkan kejadian gawat darurat sebenarnya hanya dalam hitungan detik.
“Menghubungi 9-1-1, karena Anda ingin menggunakan kamar mandi, dan mobil di depan tak berjalan cukup cepat, jelas #NotFor911,” cuit departemen kepolisian itu di Twitter.
“Salah penggunaan 9-1-1 bisa menyebabkan potensi seseorang dalam kondisi gawat darurat yang membahayakan nyawa bisa tak mendapat pertolongan tepat waktu,” tambahnya.
Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : New York Post