Taliban Dituduh Penggal Kepala Bintang Voli Perempuan Afghanistan
Kompas dunia | 22 Oktober 2021, 13:43 WIBKABUL, KOMPAS.TV - Taliban dituduh telah kembali melakukan kekerasan terhadap perempuan dengan memenggal kepala bintang voli perempuan Afghanistan.
Mahjabin Hakimi merupakan atlet muda voli Afghanistan yang tengah bersinar.
Namun, ia dikabarkan telah dieksekusi Taliban dengan dipenggal.
Kelompok tersebut juga dikabarkan telah memposting kepalanya yang terpenggal di media sosial.
Baca Juga: Waduh, Stasiun TV Ini Siarkan Video Dewasa saat Program Laporan Cuaca, Polisi Turun Tangan
Berdasarkan sertifikat kematiannya, diketahui ia telah tewas sepekan sebelum Taliban mengambil alih Afghansitan pada pertengahan Agustus.
Tetapi juga ada klaim bahwa kematian Mahjabin karena bunuh diri.
Seperti dikutip dari Express, Jumat (22/10/2021), pada foto tubuhnya yang tersebar di media sosial terlihat adanya luka di bagian leher.
Namun, dipastikan bahwa luka tersebut disebabkan oleh pisau atau sebuah alat pengikat.
Meski begitu, Pusat Jurnalisme Investigasi Payk mengungkapkan bahwa sumber mereka mengonfirmasikan kematian Mahjabin disebabkan karena dipenggal Taliban di Kabul.
Laporan terakhir itu muncul setelah pelatih dan rekannya dikabarkan dipaksa Taliban untuk diam.
Mereka mendapatkan ancaman jika berani berbicara mengenai kekerasan tersebut.
“Semua pemain tim voli dan para atlet perempuan berada dalam situasi buruk, penuh putus asa dan ketakutan,” ujar salah seorang pelatih yang namanya tak mau disebutkan.
Ia juga mengatakan bahwa mereka semua sudah berusaha untuk lari dan tinggal di tempat yang tak diketahui setelah Taliban mengambil alih kekuasaan.
Baca Juga: Di Negara Ini Warga Bisa Menuntut Pemerintah Kota Jika Cedera karena Terpeleset Salju
Pelatih tersebut mengatakan bahwa hanya dua orang atlet yang bisa meninggalkan Afghanistan.
Sedangkan yang lainnya saat ini tengah hidup ketakutan di persembunyian.
Sejak mengambil alih kekuasaan Taliban dikabarkan telah melanggar segala jenis olahraga bagi perempuan Afghanistan.
Mereka juga hingga saat ini belum membiarkan para murid perempuan untuk kembali ke sekolah.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Express