Trump Balas Sakit Hatinya dengan Twitter, Akan Segera Luncurkan Jaringan Media Sosial Baru
Kompas dunia | 21 Oktober 2021, 11:29 WIBCALIFORNIA, KOMPAS.TV - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump langsung bergerak untuk membalas sakit hatinya dengan Twitter.
Ia akan segera meluncurkan sebuah jaringan media sosial baru, yang bernama TRUTH Social.
Trump menegaskan platform media sosial barunya itu akan berdiri untuk menghadapi train dari perusahaan teknologi besar.
Ia menuduh media sosial besar telah membungkam suara para oposisi di AS.
Baca Juga: Sisa Jasad Manusia Ditemukan saat Pencarian Tunangan Youtuber Gabby Petito yang Hilang
Trump memang sudah tak bisa beraktivitas di Twitter dan Facebook , setelah akunnya ditangguhkan oleh media sosial tersebut pada Januari lalu.
Trump dituduh telah menghasut pendukungnya melalui media sosial untuk menyerbut Gedung Capitol, Januari lalu.
Perusahaan miliknya, Trump Media & Technology Group (TMTG), juga berkeinginan untuk meluncurkan layanan berlangganan video-on-demand.
Berdasarkan pernyataan TMTG, Versi awal dari TRUTH Social, akan mulai dibuka untuk mengundang tamu pada bulan depan.
Baru pada tiga bulan pertama 2022, media sosial tersebut akan diluncurkan secara nasional.
“Kita hidup di dunia di mana Taliban memiliki kehadiran yang besar di Twitter, namun presiden Amerika favorit Anda dibungkam,” tutur Trump dikutip dari BBC, Kamis (21/10/2021).
Baca Juga: Trump Berusaha Cegah Penyelidikan dan Kesaksian atas Kerusuhan di Gedung Capitol
“Semua orang bertanya kepada saya, kenapa tak ada yang melawan perusahaan teknologi besar? Kami akan segera melakukannya,” tambahnya.
Pengumuman Trump ini hanya berjarak sebulan setelah bekas pembantunya, Jason Miller meluncurkan perusahaan media sosial bernama GETTR.
TMGT sendiri menegaskan keinginan mereka untuk bergabung dengan perusahaan akuisisi tujuan khusus (SPAC) yang terdaftar di NASDAQ.
Hal itu akan memungkinkan TMGT menjadi perusahaan public tanpa melalui proses tradisional penawaran umum perdana.
Penulis : Haryo Jati Editor : Purwanto
Sumber : BBC