13 Tentara Suriah Tewas dalam Serangan Bom terhadap Bus Militer di Damaskus
Kompas dunia | 20 Oktober 2021, 18:02 WIBHal ini juga menyebabkan perpindahan akibat konflik terbesar sejak Perang Dunia II. Pada satu titik di tengah konflik, setengah populasi pra-perang Suriah dari 22 juta terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mencari tempat aman.
Posisi Assad pernah laksana bergantung pada seutas benang, dimana pasukan dan sekutu mereka hanya mengendalikan hampir seperlima wilayah Suriah. Namun intervensi militer Rusia tahun 2015 menandai dimulainya perlawanan yang panjang dan berdarah.
Juga didukung oleh Iran dan milisi proksinya, pasukan pemerintah Suriah merebut kembali hampir semua kota utama di negara itu, dengan pasukan Kurdi yang didukung Amerika Serikat masih beroperasi di timur laut.
Wilayah ISIS yang dulu tersebar luas, membentang di sebagian besar Irak dan Suriah, kemudian menyusut hingga sekarang tidak ada sama sekali dan musnah di Suriah timur pada awal 2019.
Sejak itu, fokus utama pemerintah Suriah adalah wilayah barat laut Idlib, tempat berkumpulnya banyak pemberontak yang dipaksa menyerah di bagian lain negara itu.
Daerah itu didominasi oleh kelompok jihad Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang mencakup para pemimpin bekas waralaba Al-Qaeda Suriah dan di mana Turki memiliki kekuasaan.
Namun HTS tidak diketahui pernah melakukan serangan semacam itu di Damaskus.
Sisa-sisa ISIS di Suriah timur kini bergerak di bawah tanah tetapi terus mengganggu pemerintah dan pasukan sekutu, sebagian besar di daerah gurun, dalam serangan bergaya sembunyi-sembuyi.
Kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi oleh Turki dan Rusia, dua pemain asing utama dalam konflik Suriah, secara efektif membuat pertempuran di Idlib terhenti sementara ini.
Assad menegaskan dia tetap berkomitmen merebut kembali semua wilayah yang hilang dari pemberontak pada awal perang, termasuk wilayah Idlib.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : France24/SANA