13 Tentara Suriah Tewas dalam Serangan Bom terhadap Bus Militer di Damaskus
Kompas dunia | 20 Oktober 2021, 18:02 WIBDAMASKUS, KOMPAS.TV - Serangan bom terhadap sebuah bus tentara di Damaskus menewaskan sedikitnya 13 orang hari Rabu (20/10/2021), dalam serangan paling berdarah selama beberapa tahun terakhir, seperti dilansir kantor berita SANA yang dikutip France24.
Sebuah pengeboman teroris menggunakan dua alat peledak menargetkan bus yang lewat di sebuah jembatan utama di ibukota, kata kantor berita SANA Suriah, melaporkan korban awal 13 tewas dan tiga luka berat.
Gambar yang dirilis oleh SANA menunjukkan, petugas darurat menyelidiki bangkai bus yang hangus. Sementara itu terdapat tim penjinak bom yang berupaya menjinakkan rangkaian bom ketiga yang ditanam di area yang sama.
Damaskus sebagian besar terhindar dari kekerasan seperti serangan bom dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak pasukan Suriah merebut kembali benteng pemberontak terakhir di dekat ibu kota tahun 2018.
Serangan itu adalah yang paling mematikan di ibu kota sejak serangan bom yang diklaim oleh kelompok ISIS yang menargetkan Istana pada Maret 2017, menewaskan sedikitnya 30 orang.
Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas pengeboman tersebut, tetapi sebagian besar serangan semacam itu di masa lalu diklaim oleh ISIS.
Pengeboman terbaru ini akan menyanggah pernyataan pemerintah Suriah bahwa perang yang telah berlangsung selama satu dekade sudah selesai dan stabilitas dijamin untuk dimulainya upaya rekonstruksi dan proyek investasi.
Pemerintah Presiden Bashar al-Assad telah berusaha keras untuk keluar dari isolasi internasional dan membuat terobosan dalam beberapa bulan terakhir.
Konflik yang meletus dengan penindasan brutal terhadap protes tak bersenjata yang menuntut perubahan rezim pada 2011 telah menewaskan sekitar setengah juta orang, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, lembaga yang kontra dengan pemerintah Suriah.
Baca Juga: Terancam Penjara di Prancis, Paman Bashar Assad Diampuni Suriah dan Diminta Pulang
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : France24/SANA