Polisi Sita Ratusan Tikus dari Mafia Sadis Italia, Diyakini untuk Dimakan dalam Ritual Perdamaian
Kompas dunia | 18 Oktober 2021, 13:23 WIBCALABRIA, KOMPAS.TV - Polisi Italia telah menyita ratusan tikus dari kelompok mafia sadis Italia, Klan Ndrangheta di daerah Calabria.
Tikus-tikus tersebut diyakini sebagai makanan Mafia Ndrangheta saat melakukan ritual perdamaian.
Para polisi tersebut menemukan ratusan tikus berjenis dormice, yang berada dalam sangkar ketika tengah menyerbu ladang ganja mereka di selatan Italia.
Tiga orang ditangkap oleh polisi dalam penyerbuan tersebut.
Seperti dikutip dari The Daily Star, Minggu (17/10/2021), para polisi menemukan sejumlah kandang yang didalamnya diisi dengan tikus yang tengah digemukkan.
Baca Juga: Ini Cerita Hantu Tertua di Dunia Berusia 3.500 Tahun, Terukir di Tablet Era Babilonia
Sedangkan 235 tikus dormice yang mati ditemukan berada di dalam lemari pendingin.
Tikus dormice diketahui sebagai makanan dan cemilan untuk para anggota Mafia Ndrangheta.
Biasanya mereka disajikan kepada para tamu dalam sebuah makan malam rekonsiliasi atau dalam ritual perdamaian.
“Ketika polisi mendengarkan sambungan telepon saat investigasi perdagangan narkoba, mereka mengetahui bahwa setelah terjadinya pertengkaran antara klan, mereka berdamai dengan makan malam di mana mereka memakan tikus,” ujar pemimpin grup anti-perburuan Gruppo Ardono, Giovanni Malara.
Meski menangkap atau memakam tikus dormice itu melanggar hukum, hewan pengerat itu diketahui sebagai sajian enak dari beberapa area di Italia Selatan.
Baca Juga: Pemukim Ilegal Yahudi Serang Warga Palestina yang Tengah Memanen Pohon Zaitun
Menurut surat kabar Corriere della Sera, para pimpinan tewas Ndrangheta kerap membuat keputusan penting sambil memakan tikus dormice.
Mereka biasanya ditangkap untuk dimakan saat musim dingin, ketika masih dalam kondisi mengantuk setelah hibernasi.
Tradisi memakan tikus dormice sendiri sudah bermula di era romawi, dan makanan dari hewan tersebut juga bisa dinikmati di sebagian daerah di Kroasia dan Slovenia.
Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Daily Star