Dikira Kebocoran Gas, Ternyata Bau Menyengat Durian Bikin Warga Australia Panik
Kompas dunia | 17 Oktober 2021, 13:30 WIBCANBERRA, KOMPAS.TV - Kepanikan melanda warga Canberra, Australia, yang mencium bau menyengat di lingkungan mereka.
Petugas pemadam kebakaran pun dipanggil, Jumat (15/10/2021), karena dikira ada potensi kebocoran gas.
Setelah ditelusuri ternyata bau menyengat tersebut berasal dari buah durian.
Pada saat itu, seorang warga Canberra, Phuong Tran dengan bercanda berkomentar di media sosial bahwa kemungkinan penyebabnya ada seseorang yang memakan durian.
Baca Juga: Wow, Rekor Kematian Harian Covid-19 di Rusia Mencapai 1.000 Jiwa
Badan Layanan Darurat Regional pun mengonfiormasi sindiran Tran.
Saat mencari asal bau di daerah itu, responden pertama diberitahu oleh pemilik property yang berada di atas toko-toko lingkungan tersebut bahwa sumber bau itu adalah durian.
“Setelah dilakukan investigasi singkat, kru mengonfirmasikan bahwa durian merupakan asal dari insiden tersebut,” bunyi pernyataan badan tersebut di Facebbok dikutip dari Washington Post.
“Buah tersebut memiliki bau menyengat dan dapat dicium dari kejauhan,” tambahnya.
Tran mengungkapkan, ia melakukan tebakan tersebut setelah melihat laporan pertama berasal dari Dickson, sebuah lingkungan yang diketahui memiliki banyak restoran Asia dan pasar swalayan.
Insiden ini bukan pertama kalinya warga Australia menghubungi pemadam kebakaran karena durian.
Baca Juga: Taliban Berjanji Perkuat Penjagaan di Masjid Usai ISIS Serang Tempat Ibadah dengan Bom Bunuh Diri
Pada 2018, sekitar 500 mahasiswa dan pengajar dari Institut Teknologi Royal Melbourne dievakuasi dari perpustakaan kampus setelah adanya peringatan kebocoran zat beracun setelah tercium bau menyengat.
Ternyata bau menyengat itu berasal dari durian busuk yang tertinggal di lemari.
Setahun kemudian hal yang sama terjadi di perpustakaan Univesrsitas Canberra karena bau gas menyengat.
Kru yang berpakaian Hazmat pun lagi-lagi menemukan asal bau itu adalah buah durian.
Penulis : Haryo Jati Editor : Fadhilah
Sumber : Washington Post