> >

Pria Denmark Ditangkap Usai Serangan yang Tewaskan 5 Warga Norwegia, Dicurigai Terpapar Radikalisme

Kompas dunia | 14 Oktober 2021, 16:34 WIB
Pria Denmark ditangkap polisi Norwegia setelah dicurigai sebagai pelaku penyerangan yang menewaskan lima warga Norwegia di Kongsberg, barat daya Oslo pada Rabu (13/10/2021) malam. (Sumber: Torstein Bøe/NTB via AP)

KONGSBERG, KOMPAS.TV - Polisi Norwegia telah menangkap seorang pria Denmark yang diduga sebagai pelaku penyerangan yang menewaskan lima warga Norwegia dengan menggunakan panah.

Insiden berdarah tersebut terjadi di Kongsberg, barat daya Oslo pada Rabu (13/10/2021) malam.

Pria Denmark berusia 37 tahun itu ditangkap dan ditanyai selama semalaman.

Dikutip dari BBC, Polisi menegaskan bahwa mereka sebelumnya telah berhubungan dengan mengawasi pria tersebut.

Baca Juga: Serangan Brutal Bermodal Panah, Pria di Norwegia Bunuh 5 Orang

Hal itu terkait ketakutan polisi pria itu terpapar radikalisme.

Korban tewas atas serangan tersebut adalah empat perempuan dan satu pria.

Menurut Kepala Polisi Ole Bredrup Saeverud korban diperkirakan berusia antar 50 hingga 70 tahun.

Selain itu ada dua orang yang mengalami cedera karena serangan tersebut.

Perdana Menteri Norwegia, Erna Solberg mengungkapkan insiden tersebut sangat menakutkan, tetapi ia ingin masyarakat tenang.

“Saya mengerti banyak orang yang takut, tetapi yang terpenting adalah menekankan bahwa polisi telah mengontrol semuanya,” ujar Solberg.

Baca Juga: Heboh Sosok Baju Biru Dekat Kim Jong-Un dan Tentara Korut, Siapa Dia?

Sementara itu, Wali Kota Kongsberg, Kari Anne Sand menyebut serangan itu sangat mengejutkan, karena banyak orang tinggal di area tersebut.

Ia pun menegaskan, sebuah tim krisis akan membantu semua orang yang terdampak serangan tersebut.

Serangan tersebut menjadi yang paling mematikan di Norweia sejak Juli 2011 lalu.

Ketika itu, ekstrimis sayap kanan Anders Behring membunuh 77 orang, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak peserta kamp musim panas Partai Buruk di Pulau Utoya.

Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus

Sumber : BBC


TERBARU