> >

Wow, AS Sebut Taliban Profesional Saat Pertemuan Keduanya di Doha

Kompas dunia | 11 Oktober 2021, 13:00 WIB
Jajaran komandan kelompok Taliban beserta pengawal tampak di ruang kerja presiden Afghanistan. Kelompok Taliban telah sepenuhnya menguasai Kabul, ibukota Afghanistan, hari Minggu, 15 Agustus 2021. (Sumber: AP Photo/Zabi Karimi)

DOHA, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) menilai Taliban bersikap profesional dan terus terang saat bertemu untuk pertama kalinya setelah milisi itu kembali menguasai Afghanistan.

Kedua pihak bertemu di Doha, Qatar sejak Sabtu (9/10/2021), untuk membicarakan hubungan mereka ke depannya.

Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price, kedua pihak fokus membicarakan masalah keamanan dan kekhawatiran akan terorisme.

Selain itu juga mengenai perjalanan yang aman bagi warga AS, warga asing lainnya, serta warga manusia.

Baca Juga: Taliban Sebut AS Setuju Berikan Bantuan Kemanusiaan untuk Afghanistan, tapi...

Mereka juga membicarakan mengenai hak asasi manusia, termasuk partisipasi perempuan dan anak perempuan dalam aspek masyarakat.

Ia mengatakan kedua belah pihak juga membahas penyediaan bantuan kemanusiaan dari AS, dan langsung kepada rakyat Afghanistan.

“Pembicaraan berjalan dengan penuh terus terang dan profesional, dan perwakilan AS menegaskan Taliban akan dinilai dari aksinya, bukan hanya kata-kata,” bunyi pernyataan Price dikutip dari NDTV.

Namun, tak dijelaskan adanya kesepakatan yang tercapai pada pembicaraan tersebut.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Sementara Afghanistan, Amir Khan Muttaqi menegaskan AS telah menawarkan bantuan terkait vaksin Covid-19.

Ia juga mengatakan kedua pihak membicarakan untuk membuka halaman baru terkait hubungan kedua negara.

Baca Juga: Pengakuan Pejabat Intelijen Korea Utara, Ungkap Sosok Kim Jong-un dan Perintahkan Bunuh Pembelot

Taliban kembali menguasai Afghanistan pada Agustus lalu, setelah terusir karena invasi AS sekitar 20 tahun lalu.

Kembali berkuasanya Taliban, setelah Presiden AS, Joe Biden memutuskan untuk menarik pasukannya dari negara tersebut.

Meski menegaskan bakal lebih moderat, banyak yang khawatir Taliban akan terus memberikan tekanan kepada yang berbeda pandangan.

Selain itu hak-hak perempuan juga ditakutkan kembali ditekan, seperti yang mereka lakukan di awal berkuasa.

Penulis : Haryo Jati Editor : Purwanto

Sumber : NDTV


TERBARU