Lebanon Gelap Gulita tanpa Listrik, Dua Pembangkit Utama Kehabisan BBM di Tengah Krisis Ekonomi
Kompas dunia | 9 Oktober 2021, 23:30 WIBBEIRUT, KOMPAS.TV - Lebanon mengalami pemadaman total hari Sabtu (9/10/2021) setelah dua pembangkit listrik utama mati karena kehabisan bahan bakar, kata perusahaan listrik negara itu.
Negara di tepi laut Mediterania itu sedang berjuang melawan salah satu krisis ekonomi terburuk sejak tahun 1850-an, dan dalam beberapa bulan terakhir berjuang untuk mengimpor bahan bakar minyak yang cukup untuk pembangkit listriknya.
Listrik di sebagian besar wilayah negara hanya tersedia selama satu jam setiap hari di tengah pemadaman listrik bergilir. Sementara, bahan bakar yang dibutuhkan untuk menyalakan generator cadangan swasta juga terbatas.
"Setelah pembangkit listrik Deir Ammar terpaksa berhenti memproduksi listrik kemarin pagi (Jumat) karena cadangan bahan bakar habis, pembangkit Zahrani juga berhenti siang ini karena alasan yang sama," kata PLN Lebanon Electricite du Liban EDL dalam sebuah pernyataan.
Hal ini menyebabkan "kehancuran total jaringan (listrik) tanpa kemungkinan untuk memulihkannya untuk saat ini", katanya.
Ini adalah pemadaman total kedua yang dilaporkan oleh EDL sejak awal bulan Oktober, setelah insiden serupa Sabtu minggu lalu.
Sebuah sumber di kementerian energi mengatakan kepada AFP, seperti dilansir France24, semua sedang dilakukan "untuk menemukan jalan keluar dari masalah dan memastikan (ketersediaan) bahan bakar".
Baca Juga: Duh, Utang Jatuh Tempo Rp1,4 T Belum Dibayar, Suplai Listrik Lebanon Diputus Perusahaan Turki
EDL mengatakan pengiriman bahan bakar minyak diperkirakan akan tiba hari Sabtu malam, dan akan diturunkan pada awal minggu depan.
Memulihkan listrik adalah salah satu dari banyak tugas berat yang dihadapi pemerintah baru Lebanon, yang dibentuk bulan lalu setelah 13 bulan pertikaian politik.
Beberapa langkah telah diluncurkan dalam upaya putus asa untuk menjaga lampu tetap menyala.
Lebanon mencapai kesepakatan untuk membawa listrik Yordania dan gas Mesir ke negara itu melalui Suriah yang dilanda perang, sementara gerakan Syiah Hizbullah secara terpisah memulai pengiriman bahan bakar dari Iran.
Negara juga membawa beberapa bahan bakar minyak untuk pembangkit listrik dengan imbalan layanan medis di bawah kesepakatan pertukaran dengan Irak.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/France24/AFP