Pejabat Amerika Serikat akan Bertemu Pejabat Taliban di Doha, Pertama Sejak AS Tarik Mundur Pasukan
Kompas dunia | 9 Oktober 2021, 08:14 WIBWashington dan negara-negara Barat lainnya bergulat dengan pilihan sulit karena krisis kemanusiaan yang parah membayangi Afghanistan.
Mereka mencoba merumuskan bagaimana terlibat dengan Taliban tanpa memberikan legitimasi yang dicarinya sambil memastikan bantuan kemanusiaan mengalir ke negara itu.
Banyak orang Afghanistan mulai menjual harta benda mereka untuk membayar makanan yang semakin langka.
Kepergian pasukan pimpinan AS dan banyak donor internasional membuat Afghanistan saat ini kehilangan hibah yang membiayai 75 persen pengeluaran publik, menurut Bank Dunia.
Sementara ada peningkatan bagi pegiat kemanusiaan untuk mendapatkan akses ke beberapa area yang belum pernah mereka kunjungi dalam satu dekade, masalah masih tetap ada, kata pejabat AS, menambahkan bahwa delegasi AS akan menekan Taliban untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
"Saat ini, kami menghadapi beberapa masalah akses nyata... Ada banyak tantangan dalam memastikan bahwa pekerja bantuan perempuan diberikan akses tanpa hambatan ke seluruh wilayah," kata pejabat itu dan menambahkan Washington perlu melihat peningkatan oleh Taliban di bagian tersebut "jika kita ingin mempertimbangkan bantuan kemanusiaan yang lebih kuat lagi."
Baca Juga: Dikira "James Bond" oleh Taliban, Pria Inggris Mengaku Sempat Ditahan di "Guantanamo" Afghanistan
Sementara Taliban berjanji untuk lebih inklusif daripada ketika memimpin negara itu dari tahun 1996 hingga 2001, Amerika Serikat berulang kali mengatakan akan menilai pemerintah baru Taliban berdasarkan perbuatannya bukan kata-katanya.
Taliban menunjuk petinggi-petinggi kelompok tersebut untuk mengisi jabatan-jabatan teratas dalam pemerintahan sementara baru Afghanistan yang diumumkan bulan lalu, termasuk seorang rekan pendiri kelompok militan Islam itu sebagai perdana menteri dan seorang buronan dalam daftar teroris AS sebagai menteri dalam negeri. Tidak ada orang luar Taliban dan tidak ada perempuan di Kabinet sementara itu.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa mengatakan pada hari Minggu bahwa perilaku Taliban hingga saat ini "tidak terlalu menggembirakan."
"Kami pasti akan menekan Taliban untuk menghormati hak-hak semua warga Afghanistan termasuk perempuan dan anak perempuan dan untuk membentuk pemerintahan yang inklusif dengan dukungan luas," kata pejabat AS.
Dia menambahkan ada perbedaan antara janji-janji Taliban untuk kepastian perlindungan perjalanan dan pelaksanaannya.
"Secara praktis, implementasi komitmen mereka tidak merata. Memang benar kadang-kadang kami menerima jaminan dari tingkat tertentu tetapi kemudian menindaklanjuti jaminan itu (di lapangan) benar-benar tidak merata," kata pejabat itu.
Amerika Serikat telah secara langsung memfasilitasi keberangkatan 105 warga negara AS dan 95 penduduk tetap yang sah dari Afghanistan sejak 31 Agustus, ketika penarikan AS selesai, juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan pada hari Kamis.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : Straits Times