216.000 Anak Mayoritas Laki-Laki Jadi Korban Pelecehan Seksual di Gereja Katolik Prancis
Kompas dunia | 5 Oktober 2021, 20:05 WIBSalah satu korban adalah Olivier Savignac yang mengalami pelecehan seksual di usia 13 tahun oleh direktur sebuah kamp liburan Katolik di daerah selatan Prancis.
Baca Juga: Pemerintah Afghanistan Mulai Terbitkan Paspor Lagi Hari Ini, Pegawai Wanita Diminta Kembali Bekerja
Savignac kini menjadi pemimpin asosiasi korban Parler et Revivre (Bicaralah dan Hidupkan Lagi).
"(Luka pelecehan seksual) ini kami simpan, seperti kista yang tumbuh, seperti pembusukan di dalam tubuh dan jiwa korban," ujar Savignac.
Penyelidikan menemukan bahwa sekitar 60 persen laki-laki dan perempuan korban pelecehan seksual "menghadapi masalah besar dalam kehidupan emosional atau seksual mereka".
Meski lebih dari setengah kasus terjadi sebelum tahun 1970, masyarakat Prancis kaget saat mengetahui fenomena pelecehan seksual Gereja dengan skala begitu besar.
Masyarakat pun mendorong pengakuan pelecehan seksual dari pihak institusi Gereja Katolik Prancis, tidak lagi sekedar menyasar individu pelaku.
"Jika Gereja harus gemetar, biarlah gemetar," kata Suster Veronique Margron, ketua Konferensi Ordo Religius.
Karena kebanyakan kasus sudah terjadi puluhan tahun lalu, sulit melakukan penuntutan melalui pengadilan. Tim penyelidik pun mendesak Gereja untuk bertanggung jawab memberikan kompensasi kepada para korban.
Tim investigasi menyebut, kompensasi finansial memang tidak bisa mengatasi trauma korban. Akan tetapi, hal ini adalah bentuk pengakuan Gereja pada para korban.
Tim investigasi juga memberikan serangkaian rekomendasi untuk mencegah pelecehan, termasuk mendidik para pendeta dan mendorong kebijakan untuk mengenali korban.
"Kami mengharapkan tanggapan yang jelas dan konkret dari Gereja," kata enam asosiasi korban pelecehan seksual di Prancis.
Baca Juga: Keluarga Ikut Terdampak, Korban Pelecehan Seksual di KPI Lapor ke Komnas Perempuan
Uskup Agung Eric de Moulins-Beaufort, Presiden Konferensi Keuskupan Prancis, yang ikut mendesak investigasi ini, mengatakan jumlah korban dan pengalaman mereka di luar batas imajinasi.
"Saya mengungkapkan rasa malu saya, ketakutan saya, tekad saya untuk bertindak bersama mereka (para korban). Penolakan untuk melihat, penolakan untuk mendengar, keinginan untuk menyembunyikan atau menutupi fakta telah menghilang," ujar Uskup Agung.
Gereja Prancis sebelumnya telah mengumumkan rencana untuk memberikan kompensasi keuangan kepada para korban mulai tahun depan.
Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/BBC