Menengok Instalasi Seni yang Membungkus L Arc de Triomphe
Kompas dunia | 27 September 2021, 17:36 WIBPARIS, KOMPAS.TV - Salah satu ikon Kota Paris, Prancis, L’Arc de Triomphe, baru-baru ini tampil mencuri perhatian publik karena terbungkus kain selebar 25.000 meter persegi.
Gubahan wujud L’Arc de Triomphe untuk sementara waktu ini merupakan wujud karya seni dari mendiang Christo dan Jeanne-Claude, yang terkenal pernah membungkus bangunan-bangunan publik besar lainnya di dunia.
Melansir Dezeen, kain yang digunakan untuk instalasi itu adalah jenis polypropylene fabric, sebuah thermoplastic ramah lingkungan berwarna biru silver yang diikat dengan tali berwarna merah sepanjang 7.000 meter.
Christo sempat mengungkapkan, pemilihan material tersebut memiliki maksud untuk membangkitkan kesan 'hidup' pada L’Arc de Triomphe hingga orang-orang pun tak segan untuk menyentuhnya.
Baca Juga: Surabaya Art and Culture Festival 2021 Siap Suguhkan Karya Seni Sarat Nilai Sejarah Kota Pahlawan
Kendati demikian, Christo mengaku, tujuan penggunaan material yang dapat memantulkan cahaya saat tertiup angin tersebut pasti sulit untuk dipahami banyak orang.
"(Akan) ada banyak orang yang kesulitan untuk memahami makna dari proyek kami, namun semua interpretasi itu sah," kata Christo kepada Dezeen pada 2018 silam.
Selain itu, makna dari instalasi seni tersebut juga selaras dengan rencana renovasi kawasan L’Arc de Triomp dan jalan Champs-Elysees menjadi ruang publik yang ramah pejalan kaki.
Sembari menikmati pemandangan dari The Large Place Charles de Gaulle yang mengelilingi monumen, masyarakat tetap bisa melihat instalasi dan menyentuhnya secara bebas.
Baca Juga: Pameran Karya Seni Terakhir Seniman Rudi Corens, Inisiator Pendiri Museum Anak Kolong Tangga
Adapun ide instalasi L'Arc de Triomphe Wrapped berawal dari pengalaman Christo saat menginap di hotel yang berlokasi dekat dengan ikon Paris itu.
Kemudian, ide tersebut dikembangkan oleh Christo dan Jeanne-Claude menjadi sebuah konsep karya seni sejak 1961. Hingga terhenti pada 2017, tepat delapan tahun setelah meninggalnya Jeanne-Claude.
Selepas itu, Christo melanjutkan kembali proses desain instalasi tersebut hingga tutup usia pada 2020.
Sebagai bentuk penghormatan karena telah menjunjung tinggi kebebasan dalam berkarya, Centre des Monuments Nationaux, Centre Pompidou, dan pemerintah Kota Paris pun merealisasikan konsep desain dari dua seniman tersebut.
Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Dezeen