> >

KTT Antar Korea Masih Mungkin selama Ada Saling Menghormati dan Imparsialitas, Kata Adik Kim Jong Un

Kompas dunia | 26 September 2021, 01:30 WIB
Kim Yo Jong hari Jumat (24/09/2021) mendesak Seoul untuk mengakhiri kebijakan bermusuhan terhadap Pyongyang setelah Presiden Korea Selatan menyerukan untuk secara resmi mengakhiri keadaan perang dengan Korea Utara. (Sumber: Straits Times)

SEOUL, KOMPAS.TV - Pertemuan puncak antar-Korea dapat dilaksanakan, tetapi hanya jika ada sikap dan jaminan untuk "saling menghormati" dan "ketidakberpihakan". Hal itu diungkap adik perempuan pemimpin Korea Utara yang berpengaruh dalam sebuah pernyataan hari Sabtu (25/09/2021), seperti dilansir Straits Times.

Itu adalah pernyataan kedua dalam dua hari oleh Kim Yo Jong, saudara perempuan dan penasihat utama presiden Korea Utara Kim Jong Un.

Kim Yo Jong hari Jumat (24/09/2021) mendesak Seoul untuk mengakhiri "kebijakan bermusuhan" terhadap Pyongyang setelah Presiden Korea Selatan menyerukan untuk secara resmi mengakhiri keadaan perang dengan Korea Utara.

Perang 1950-1953 antara kedua Korea berakhir dengan pahit, bukan perjanjian damai, membuat Seoul dan Pyongyang secara teknis berperang selama lebih dari setengah abad.

KTT antar-Korea antara saudara laki-lakinya dan Moon Jae-in dari Korea Selatan dapat diadakan "hanya jika ketidakberpihakan dan sikap saling menghormati" dijamin, kata Kim dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi Pyongyang, KCNA.

Dia juga mengatakan, pertemuan puncak, serta diskusi tentang deklarasi untuk mengakhiri perang, dapat diadakan "segera setelah melalui diskusi yang konstruktif".

"Tidak perlu bagi Utara dan Selatan untuk membuang waktu menyalahkan satu sama lain dan terlibat dalam perang kata-kata," tambahnya.

Baca Juga: Adik Kim Jong-Un Ternyata Tak Disukai Pejabat Korea Utara, Dianggap Sosok yang Arogan

Kim Jong Un (kiri) dan adik perempuannya, Kim Yo Jong, saat menghadiri pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada 27 April 2018. (Sumber: Pyongyang Press Corps Pool via AP)

Dia juga menegaskan kembali seruan bagi Korea Selatan untuk menjatuhkan "standar ganda yang tidak setara", menyitir kritik Moon terhadap peluncuran rudal Korea Utara baru-baru ini.

Pekan lalu, Korea Selatan berhasil melakukan uji coba peluncuran rudal balistik (SLBM), menjadikannya salah satu dari segelintir negara dengan teknologi canggih.

Korea Utara melakukan dua penembakan rudal bulan ini saja, satu melibatkan rudal jelajah jarak jauh dan rudal balistik jarak pendek lainnya.

Komunikasi antara Utara dan Selatan sebagian besar terputus setelah KTT Amerika Serikat-Korea Utara kedua di Hanoi yang runtuh pada Februari 2019 karena Presiden Donald Trump dan Kim saat itu tidak dapat menyetujui persyaratan perjanjian.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU