Mengharukan, Bocah 12 Tahun Ini Minta Izin Vaksinasi ke Pengadilan supaya Bisa Kunjungi Neneknya
Kompas dunia | 24 September 2021, 03:05 WIBDEN HAAG, KOMPAS.TV – Seorang bocah lelaki berusia 12 tahun mengajukan permohonan ke pengadilan di Belanda agar diizinkan menerima vaksinasi Covid-19. Alasannya ternyata sungguh mengharukan.
Bocah yang identitasnya tak diungkap ke publik ini rupanya hendak mengunjungi neneknya yang tengah berjuang melawan kanker paru-paru.
Hal ini terungkap dalam dokumen pengadilan yang dirilis pada Kamis (23/9/2021), seperti dilansir Associated Press.
Menurut dokumen tertulis itu, sang bocah rupanya khawatir ia akan menulari neneknya. Ia yakin, jika neneknya terpapar Covid-19, hal itu akan membahayakan jiwa sang nenek.
Seorang hakim yang mendengar tentang kasus itu pada awal pekan ini pun kemudian memberi izin pada si bocah untuk menerima vaksin.
Baca Juga: Pertama di Dunia, Kuba Mulai Vaksin Anak-anak Usia Dua Tahun
Di Belanda, anak-anak usia 12-17 tahun dapat divaksin dengan persetujuan orang tua mereka. Jika orang tua mereka tak bersedia, maka pada akhirnya anak-anak dapat memutuskan sendiri untuk divaksinasi.
Pesan pemerintah Belanda ini tercantum dalam situs web yang menguraikan hak anak-anak untuk divaksinasi.
Si bocah 12 tahun yang duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) itu pergi ke pengadilan lantaran kedua orang tuanya yang telah berpisah ternyata tak sependapat soal vaksinasi si bocah.
Ibunya memberinya izin, tapi ayahnya tidak, karena mengkhawatirkan efek sampingnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Baca Juga: BIN Bantu Percepatan Vaksin Anak di Semarang
Hakim di Pengadilan Belanda Utara di Groningen menyatakan, kekhawatiran sang ayah akan efek samping jangka pendek vaksin Covid-19 bisa dimengerti. Namun, imbuh pihak pengadilan, efek samping jangka pendek yang disebut ayah si bocah, terbilang sangat jarang dan bisa diatasi.
Kekhawatiran ayah si bocah pun jadi pertimbangan otoritas kesehatan Belanda saat mereka akhirnya menyetujui pemberian vaksin Covid-19 bagi si bocah.
Sementara, terkait kekhawatiran ayah si bocah akan efek samping jangka panjang vaksin Covid-19, disebut hakim ‘tak memiliki dasar faktual’.
Bennie Werink, pengacara ibu si bocah, mengatakan pada televisi RTV Noord bahwa ini merupakan kasus pertama tentang perdebatan vaksinasi yang berakhir di meja hijau.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press