9/11: Kisah Tukang Cuci Piring di Restoran WTC yang Selamat dari Maut karena Bertukar Shift
Kompas dunia | 11 September 2021, 21:03 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV – Dua puluh tahun setelah peristiwa 9/11, Sekou Siby (56), masih merasa bersalah karena berhasil selamat dari serangan teroris yang meruntuhkan menara kembar World Trade Center (WTC) di Manhattan, New York, Amerika Serikat (AS).
Pada hari itu, Siby yang bekerja sebagai tukang masak sekaligus tukang cuci piring di Windows on the World, sebuah restoran yang ada di lantai atas menara utara WTC, bertukar shift dengan rekannya.
Moises Rivas, salah seorang rekan Siby, memintanya melakukan shift atau jadwalnya di hari Minggu. Lantaran, Rivas akan tampil bermain bersama bandnya pada Sabtu malam, dan tak mau bekerja mulai jam 5 pagi esok harinya.
Sebagai gantinya, Rivas menawarkan bekerja menjalani shift Siby pada Selasa nahas itu, 11 September 2001.
Rivas kemudian menjadi salah satu dari hampir 3.000 korban yang tewas saat menara kembar WTC runtuh. Imigran yang berasal dari Ekuador itu meninggalkan seorang istri dan dua anak.
Selain Rivas, 72 rekan Siby lainnya di restoran Windows on the World, juga tewas. Banyak dari mereka merupakan imigran.
Baca Juga: Kronologi 9/11: “Aku di Pesawat yang Sedang Dibajak, Aku Cinta Kamu dan Anak-Anak Kita, Maaf...”
Abdoul Karim Troare, seorang imigran dari Pantai Gading, adalah teman sekamar Siby saat ia baru tiba di AS pada 1996. Traore membantu Siby mencari pekerjaan sebagai seorang tukang masak dan tukang cuci piring di restoran Windows on the World.
Saat serangan 9/11 terjadi, istri Troare, Hadidjatou Karamoko, yang pertama kali memberi tahu Siby bahwa suaminya tak menjawab panggilan teleponnya.
Hari itu, Traore meninggalkan rumahnya sejak pukul 4 pagi untuk melakukan pekerjaan sampingannya mengantar koran. Setelahnya, ia baru menuju ke menara kembar WTC pada 7.30 pagi itu.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press