PBB akan Gelar Pertemuan di Jenewa Bahas Krisis Kemanusiaan di Afghanistan
Kompas dunia | 4 September 2021, 10:11 WIBNEW YORK, KOMPAS.TV - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan menggelar pertemuan di Jenewa pada 13 September mendatang untuk membahas krisis kemanusiaan di Afghanistan.
Diperkirakan hampir separuh dari 38 juta penduduk negara tersebut membutuhkan bantuan.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric, Jumat (3/9/2021), mengatakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Antonio Guterres juga akan meminta “akses kemanusiaan yang penuh dan tanpa halangan untuk memastikan rakyat Afghanistan terus memperoleh layanan esensial yang dibutuhkan.”
Dujarric mengatakan permintaan PBB untuk bantuan sebesar 1,3 miliar dolar AS (sekitar Rp18,5 triliun) untuk tahun 2021 sejauh ini baru mencapai 40%.
Artinya, PBB masih kekurangan 766 juta dolar AS (sekitar Rp10,9 triliun) untuk membantu lebih dari 18 juta orang di Afghanistan.
“Afghanistan menghadapi bencana kemanusiaan,” kata Dujarric.
“Satu dari tiga warga Afghanistan tidak tahu dari mana mereka akan mendapatkan makanan. Hampir separuh anak-anak di bawah usia lima tahun diprediksi akan mengalami kekurangan gizi akut dalam 12 bulan mendatang,” imbuhnya.
Baca Juga: Perdagangan Manusia dan Kejahatan Seksual Hantui Hiruk Pikuk Evakuasi Warga Afghanistan
Sebelumya di hari yang sama, Dujarric mengatakan Guterres “sangat berterima kasih atas kebaikan” Denmark, Kazakhstan, Macedonia Utara, Pakistan, Polandia, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat yang menyediakan fasilitas dan transportasi bagi staf PBB yang direlokasi dari Afghanistan.
Pada 18 Agustus lalu, Dujarric mengatakan sekitar 100 dari 300 staf internasional PBB dipindahkan ke Kazakhstan karena masalah keamanan.
Dalam perkembangan lainnya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan akan melawat ke Qatar dan Jerman pada akhir pekan ini untuk mengunjungi diplomat-diplomat dan pasukan AS serta warga Afghanistan yang dievakuasi dari Kabul.
Blinken mengatakan dirinya akan berkunjung ke Doha, dan pangkalan militer AS di Ramstein, Jerman.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan Blinken tidak berencana bertemu perwakilan Taliban di Doha.
Perlu diketahui, Taliban memiliki kantor di ibu kota Qatar yang juga menjadi lokasi perundingan damai antara kelompok tersebut dengan pemerintah Afghanistan sebelumnya.
Perundingan tersebut gagal mencapai kesepakatan.
Baca Juga: Krisis Pangan Menanti, Stok Makanan PBB di Afghanistan Diperkirakan Habis Bulan Ini
Penulis : Edy A. Putra Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV/Associated Press