> >

Uni Eropa Masih Fokus Pada Vaksin Pertama dan Kedua, Bukan Suntikan Booster

Kompas dunia | 3 September 2021, 06:10 WIB
Badan penyakit menular Uni Eropa pada Kamis (2/9/2021) mendesak negara-negara anggotanya untuk melanjutkan program vaksinasi virus corona utama mereka dan mengecilkan kebutuhan booster vaksin. (Sumber: Associated Press)

BRUSSELS, KOMPAS.TV - Badan penyakit menular Uni Eropa pada Kamis (2/9/2021) mendesak negara-negara anggotanya untuk melanjutkan program vaksinasi virus Corona utama mereka dan mengecilkan kebutuhan untuk booster vaksin.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) mengatakan vaksin yang disetujui saat ini sangat efektif dalam membatasi dampak Covid-19.

“Prioritasnya sekarang adalah memvaksinasi semua individu yang memenuhi syarat yang belum menyelesaikan kursus vaksinasi yang direkomendasikan,” katanya seperti dikutip dari The Associated Press.

Eropa mengawali program vaksinasi dengan cukup lambat. Namun minggu ini, mereka mengumumkan bahwa rata-rata sebanyak 70% orang dewasa telah divaksinasi penuh di seluruh 27 negara anggota mereka.

Namun tingkat vaksinasi nasional masih bervariasi, dengan proses vaksinasi di Bulgaria dan Rumania yang sangat lambat.

Baca Juga: Uni Eropa Capai Target Vaksinasi Covid-19 bagi 70 Persen Penduduk Dewasa

Pada hari Rabu, Prancis menjadi negara besar Uni Eropa (UE) pertama yang mulai memberikan suntikan booster kepada orang berusia di atas 65 tahun dan mereka yang memiliki gangguan kesehatan.

Otoritas kesehatan Spanyol juga sedang mempertimbangkan tindakan serupa.

Pihak ECDC mengatakan suntikan tambahan harus dipertimbangkan untuk orang dengan sistem kekebalan yang sangat lemah, jika suntikan pertama tidak melindungi mereka dengan cukup baik.

Tetapi tidak ada kebutuhan mendesak untuk pemberian dosis booster pada populasi umum.

Dewan ahli vaksin Spanyol pada Rabu (1/9/2021) merekomendasikan bahwa suntikan ketiga diberikan kepada orang-orang dengan sistem kekebalan yang kurang, seperti penerima transplantasi.

Otoritas kesehatan nasional dan regionalnya akan memperdebatkan masalah ini pada 8 September pada pertemuan pandemi mingguan mereka.

Juru bicara komisi UE Stefan De Keersmaecker pada Kamis (2/9/2021) mengatakan blok tersebut memiliki cukup vaksin jika bukti ilmiah menunjukkan bahwa booster mungkin diperlukan secara luas.

Baca Juga: Dewan Uni Eropa Rekomendasikan AS Dikeluarkan dari Daftar Aman Covid-19

Dia mengatakan Brussels baru-baru ini menandatangani kontrak dengan pembuat vaksin BioNTech-Pfizer untuk 1,8 miliar dosis tambahan dari tahun 2021 hingga 2023, dan kontrak kedua dengan Moderna untuk 150 juta suntikan untuk blok tersebut, yang memiliki populasi sekitar 450 juta orang.

"Kami telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk bersiap," kata De Keersmaecker.

Sementara itu Pejabat kesehatan Amerika Serikat (AS) bulan lalu mengumumkan rencana untuk memberikan suntikan booster ke semua orang Amerika.

Vaksinasi booster ini akan dimulai pada akhir September di AS.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU