> >

Qatar dan Turki Turun Tangan Untuk Operasikan Kembali Bandara Kabul Afghanistan

Kompas dunia | 2 September 2021, 23:31 WIB
Seorang tentara Taliban terlihat di depan menara ATC dan terminal domestik Bandara Kabul. Qatar dan Turki dilaporkan akan turun tangan memperbaiki dan membuat bandara Kabul kembali beroperasi. (Sumber: Straits Times)

DOHA, KOMPAS.TV - Qatar mengatakan bahwa pihaknya dan Turki bekerja sama dengan kelompok Taliban untuk segera membuka kembali bandara Kabul, seperti dilansir France24, Kamis (2/9/2021).

Tutupnya Bandara Kabul sejak kepulangan pasukan Amerika Serikat (AS) dapat menimbulkan tantangan strategis dan kemanusiaan yang besar bagi Afghanistan beberapa waktu ke depan. 

Sebuah jet dari Qatar menjadi pesawat asing pertama yang mendarat di ibu kota Afghanistan pada Rabu (1/9/2021) sejak hiruk pikuk evakuasi berakhir dengan kepergian pasukan AS.

Pemerintahan Qatar di Doha mengatakan, mereka sedang bekerja keras untuk segera memulai kembali operasional bandara Kabul. 

"Kami tetap berharap bisa mengoperasikannya (Bandara Kabul) sesegera mungkin," kata Menteri Luar Negeri Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani, yang negaranya memiliki kontak dekat dengan Taliban yang menguasai Kabul pada 15 Agustus.

"Sangat penting ... bahwa Taliban menunjukkan komitmen mereka untuk memberikan jalan yang aman dan kebebasan bergerak bagi rakyat Afghanistan," kata Sheikh Mohammed.

“Mudah-mudahan dalam beberapa hari ke depan kita akan mendengar kabar baik,” tambahnya.

Sheikh Mohammed mengatakan, diskusi tentang pembukaan kembali bandara juga melibatkan Turki, yang diharapkan dapat memberikan bantuan teknis.

Turki mengatakan pada Kamis, mereka sedang 'mengevaluasi' proposal dari Taliban dan pihak lainnya tentang upaya mengoperasikan kembali bandara Kabul. Dalam evaluasi itu, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, keamanan 'di dalam dan di luar' fasilitas tetap menjadi prioritas utama.

Seorang pejabat penerbangan sipil Afghanistan mengatakan kepada Al Jazeera, Kabul akan memulai operasi bandara internasional mereka 'segera'.

Baca Juga: Bertemu Taliban, Menlu Retno: Mereka Berkomitmen Bentuk Pemerintahan Inklusif

Menlu Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani dalam konferensi pers di Doha. Qatar dan Turki akan turun tangan mengoperasionalkan kembali Bandara Kabul Afghanistan menyusul kepergian pasukan Amerika Serikat dan kembali berkuasanya Taliban (Sumber: Karim Jaafar/Straits Times via AFP)

"Penerbangan domestik akan dimulai hari Jum'at, sedangkan untuk internasional masih memerlukan waktu," katanya.

Doha, di mana Taliban memiliki kantor politik, dalam beberapa bulan terakhir menjadi tuan rumah berbagai pembicaraan antara AS, Taliban dan bekas pemerintah Afghanistan.

Negara kaya itu mengirimkan Boeing C-17 Globemaster yang membawa tim teknis, dan akan menempatkan kru untuk membantu Taliban menjalankan fasilitas bandara.

Bandara Kabul dengan landasan pacu tunggal, terletak hanya lima kilometer dari pusat kota Kabul, dan teknis landasan memaksa pesawat untuk terbang berputar di atas kota jika mereka tidak dapat mendarat segera.

Kondisi itu rentan terhadap serangan, seperti pada 26 Agustus, ketika sebuah bom bunuh diri yang diklaim oleh kelompok ekstremis Negara Islam Khorasan, musuh rezim Taliban, menewaskan lebih dari 100 warga Afghanistan dan 13 tentara AS.

Tetapi Taliban, yang kembali berkuasa 20 tahun setelah digulingkan oleh pasukan AS, sekarang harus membangun kembali dan menjalankan negara serta infrastrukturnya.

Kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan setelah sempat berkuasa tahun 1996 hingga 2001 menyebabkan evakuasi massal orang asing dan warga Afghanistan yang khawatir akan pembalasan dari Taliban.

Pembukaan kembali bandara juga sudah menjadi perbicangan sejumlah pejabat Barat yang mengunjungi Qatar minggu ini, termasuk menteri luar negeri Jerman, Belanda dan Inggris.

Menteri luar negeri Italia direncanakan tiba di Doha pada hari Minggu.

Hari Kamis, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan, negaranya mengevakuasi sekitar 17.000 warga Inggris dan Afghanistan sejak April, dan menegaskan mereka yang tertinggal, termasuk mereka yang paling berisiko, dipastikan dapat melakukan perjalanan ke Inggris.

"Itulah mengapa kami melihat dengan penuh minat apa yang mungkin terjadi di bandara Kabul," katanya.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : France24/Straits Times


TERBARU