> >

Setelah Kepergian Pasukan AS, Taliban Fokus Pada Pemerintahan

Kompas dunia | 1 September 2021, 05:48 WIB
Pasukan khusus Taliban berjaga di luar Bandara Internasional Hamid Karzai setelah penarikan militer AS, di Kabul, Afghanistan, Selasa, 31 Agustus 2021. (Sumber: Associated Press)

KABUL, KOMPAS.TV - Taliban bersuka ria merayakan kemenangan mereka setelah pasukan Amerika Serikat (AS) hengkang dari Afghanistan. Pada Selasa (31/8/2021), Taliban mengulangi janji mereka untuk membawa perdamaian dan keamanan ke negara tersebut setelah beberapa dekade dilanda perang.

“Afghanistan akhirnya bebas. Semuanya damai, semuanya aman,” ujar Hekmatullah Wasiq, seorang pejabat tinggi Taliban, seperti dikutip dari The Associated Press.

Dia mendesak orang-orang untuk kembali bekerja dan mengulangi tawaran amnesti Taliban kepada semua warga Afghanistan yang telah berperang melawan kelompok itu selama 20 tahun terakhir.

“Masyarakat harus bersabar. Pelan-pelan semua akan kembali normal. (Proses) ini akan memakan waktu,” tambahnya.

Baca Juga: Sejumlah Warga Asing Masih Tertinggal di Afghanistan

Krisis ekonomi yang berlangsung lama telah memburuk sejak Taliban mengambil alih negara itu dengan cepat pada pertengahan Agustus, dengan orang-orang memadati bank untuk memaksimalkan batas penarikan harian mereka sekitar $AS 200. Pegawai negeri belum dibayar selama berbulan-bulan dan mata uang lokal kehilangan nilainya. Sebagian besar cadangan devisa Afghanistan disimpan di luar negeri dan saat ini telah dibekukan.

“Kami terus bekerja tetapi kami tidak dibayar,” kata Abdul Maqsood, seorang petugas polisi lalu lintas yang bertugas di dekat bandara. Dia mengaku belum menerima gajinya selama empat bulan.

Kekeringan besar mengancam pasokan makanan, dan ribuan orang yang melarikan diri selama serangan kilat Taliban tetap berada di kamp-kamp kumuh.

“Afghanistan berada di ambang bencana kemanusiaan,” kata Ramiz Alakbarov, koordinator kemanusiaan PBB setempat. Dia mengatakan $AS 1,3 miliar diperlukan untuk upaya bantuan, namun hanya 39 persen yang telah diterima.

Ketika Taliban terakhir memerintah negara itu, yaitu dari tahun 1996 hingga 2001, mereka melarang televisi, musik, dan bahkan fotografi. Namun kini belum terlihat tanda-tanda kembali diberlakukannya aturan tersebut.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU