Inilah yang Terbentang di Depan Afghanistan setelah Taliban Kembali Berkuasa
Kompas dunia | 31 Agustus 2021, 21:49 WIBTaliban mengembangkan jaringan kerja dengan sejumlah negara regional seperti Pakistan, Iran, Rusia dan China, tetapi belum ada tanda-tanda pengakuan internasional.
AS memimpin sejumlah negara Barat memberi peringatan bahwa Taliban harus mendapat legitimasi dan menghormati hak asasi manusia, terutama perempuan, dan memastikan keamanan mereka yang ingin meninggakan Afghanistan.
Donor besar Barat dan internasional, termasuk Dana Moneter Internasional, menangguhkan bantuan kepada Afghanistan yang saat ini miskin, sementara cadangan devisa Afghanistan yang disimpan di Amerika Serikat telah dibekukan.
PBB telah memberi peringatan kemungkinan bencana kemanusiaan. Tetapi, memulihkan aliran bantuan asing yang besarnya lebih dari 40 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Afghanistan tahun 2020, tetap bergantung pada pengakuan internasional atas rezim Taliban.
Apa artinya itu bagi perekonomian?
"Ekonomi Afghanistan dibentuk oleh kerapuhan dan ketergantungan akan bantuan (luar negeri)," kata Bank Dunia.
Dengan ditangguhkannya sebagian besar bantuan asing dan hampir tidak adanya tanda perbaikan ekonomi, Taliban menghadapi tantangan serius untuk memastikan pembayaran gaji pegawai pemerintah, memastikan layanan komunikasi dan layanan seluler serta internet tetap tersedia, dan infrastruktur seperti air dan pasokan listrik tetap beroperasi.
Pasokan makanan juga berkurang di negara yang dilanda kekeringan itu.
Analis mengatakan, tekanan ekonomi yang meningkat dapat menumbuhkan ketidakpuasan lebih lanjut di antara warga Afghanistan, yang mengalami peningkatan standar hidup dan kesempatan di beberapa kota Afghanistan selama 20 tahun terakhir.
Baca Juga: Taliban akan Menghapus Catatan Anti-Islam dari Kurikulum Pendidikan Afghanistan
Apakah ada risiko perang saudara?
Taliban bisa dibilang dalam posisi yang lebih kuat daripada ketika kelompok itu pertama kali mengambil alih Afghanistan pada tahun 1996.
Beberapa musuh terbesar mereka dari masa lalu melarikan diri atau ditangkap, termasuk panglima perang Abdul Rashid Dostum yang kabur dan Ismail Khan yang ditangkap Taliban.
Hanya satu kantong utama perlawanan bersenjata yang tersisa, di lembah Panjshir. Tetapi ada indikasi di sana bahwa penyelesaian mungkin dilakukan.
Di sisi lain, persaingan sengit antara Taliban dan kelompok teroris Negara Islam juga menjadi ancaman.
Kedua kelompok melihat diri mereka sebagai pembawa standar jihad yang sebenarnya, dan cabang lokal IS sangat kritis terhadap kesepakatan Taliban dengan Washington yang menyebabkan penarikan seluruh pasukan AS.
Selain itu, ada milisi lokal di seluruh Afghanistan yang mungkin berbalik melawan Taliban jika kelompok itu gagal menjaga mereka tetap sejalan melalui kesepakatan atau kekuatan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : France24