Inilah yang Terbentang di Depan Afghanistan setelah Taliban Kembali Berkuasa
Kompas dunia | 31 Agustus 2021, 21:49 WIBKABUL, KOMPAS.TV - Rakyat Afghanistan hari Selasa (31/8/2021) terbangun di pagi yang penuh ketidakpastian menyusul keberangkatan tentara Amerika Serikat (AS) terakhir pada malam sebelumnya, memastikan kemenangan bagi Taliban setelah peperangan selama dua dekade.
Banyak yang khawatir Taliban akan sekali lagi memaksakan interpretasi keras mereka atas hukum Islam, yang secara brutal menghukum lawan-lawan mereka dan mengunci perempuan Afghanistan seperti yang mereka lakukan saat berkuasa tahun 1996-2001.
Sementara banyak warga Afghanistan terutama di pedesaan yang lega karena perang berakhir, negara itu masih menghadapi tantangan raksasa di bidang ekonomi, politik dan keamanan.
Bagaimana Taliban akan memerintah kali ini?
Taliban mengucapkan banyak janji, namun baru menawarkan sedikit rincian kebijakan.
Juru bicara mereka Zabihullah Mujahid mengatakan mereka akan lebih lembut dari sebelumnya, menawarkan amnesti umum kepada lawan-lawan mereka, mengizinkan perempuan untuk bekerja di beberapa sektor dan mendapatkan pendidikan meskipun di kelas terpisah. Mereka juga mengatakan media dapat beroperasi seperti biasa.
Taliban juga menyatakan keinginannya untuk menjadi anggota komunitas internasional yang diakui, dan meyakinkan bahwa Afghanistan tidak akan digunakan oleh kelompok-kelompok militan sebagai pangkalan untuk menyerang negara-negara lain. Janji itu adalah inti dari kesepakatan penarikan pasukan AS dari Afghanistan.
Taliban juga mengatakan mereka bertujuan untuk membentuk pemerintahan "inklusif", dan pembicaraan untuk membentuknya sedang berlangsung.
Sejauh ini, Taliban sudah mengadakan pembicaraan dengan bekas lawan sengit seperti mantan presiden Hamid Karzai dan para tetua dari lembah Panjshir yang didominasi etnis Tajik.
Mereka juga sudah mengirim perwakilan ke komunitas etnis Hazara yang sebagian besar adalah Syiah. Selama masa kekuasaan pertama mereka, kelompok Taliban yang merupakan pengikut Sunni garis keras, membantai komunitas etnis Hazara.
Apakah orang Afghanistan percaya dengan janji-janji tersebut?
Terlepas dari upaya mereka untuk meyakinkan warga Afghanistan, Taliban sejauh ini belum mendapat dukungan dari sebagian besar masyarakat yang ketakutan.
Puluhan ribu warga Afghanistan mempertaruhkan ancaman teror dan desak-desakan untuk mencoba keluar dari kekuasaan Taliban dalam penerbangan evakuasi. Dan banyak dari mereka yang masih tinggal, takut untuk pergi ke luar, terutama perempuan.
"(Taliban) akan melakukan segala upaya untuk menyangkal hak asasi fundamental perempuan (Afghanistan) mereka. Dunia tidak boleh berpaling ... atau berangan-angan tentang ini," tweeted Shaharzad Akbar dari Komisi Independen Hak Asasi Manusia Afghanistan.
Kelompok Taliban juga sudah mengumumkan amnesti umum, tetapi masih ada teror di antara mereka yang tidak bisa pergi, termasuk jurnalis, aktivis hak asasi, dan orang-orang yang bekerja untuk pemerintah yang didukung AS dan militer asing.
Baca Juga: Pasukan AS Angkat Kaki dari Afghanistan, Ujian Sesungguhnya bagi Taliban Tiba
Bagaimana dengan masyarakat internasional?
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : France24