> >

Inggris akan Larang Penggunaan Peralatan Makan Plastik Sekali Pakai

Kompas dunia | 28 Agustus 2021, 17:01 WIB
Pemerintah Inggris berencana melarang penggunaan peralatan makan sekali pakai yang terbuat dari plastik. (Sumber: Getty Images/BBC)

LONDON, KOMPAS.TV - Pemerintah Inggris berencana melarang penggunaan peralatan makan sekali pakai yang terbuat dari plastik. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi sampah plastik yang mencemari lautan.

“Rencana-rencana ini akan membantu kita menyingkirkan penggunaan plastik yang tidak dibutuhkan yang merusak lingkungan hidup kita,” ujar Menteri Lingkungan Inggris George Eustice seperti dikutip BBC, Sabtu (28/8/2021).

Menurut catatan pemerintah Inggris, secara rata-rata, setiap orang di negara itu menggunakan 18 piring plastik sekali pakai dan 37 buah peralatan makan plastik sekali pakai setiap tahunnya.

Sebelumnya, pemerintah Inggris telah memperkenalkan Rancangan Undang-Undang Lingkungan yang di dalamnya memuat langkah-langkah yang akan diambil untuk menangani masalah polusi plastik. RUU tersebut direncanakan mulai berlaku pada April 2022.

Baca Juga: Kedubes Inggris di Afghanistan Tak Musnahkan Data Pribadi, Keselamatan Staf Lokal Bisa Terancam

Adapun rencana untuk melarang penggunaan peralatan makan plastik sekali pakai akan menambah aturan tersebut.

Saat ini belum ada pernyataan apakah pelarangan tersebut akan meliputi penggunaan gelas plastik dan penutupnya. Namun, penambahan benda-benda yang dilarang dimungkinkan untuk dilakukan di kemudian hari.

“Kita sudah membuat kemajuan dalam rangka mengurangi penggunaan plastik, melarang penyediaan sedotan, pengaduk plastik, dan korek kuping. Sementara pengenaan biaya atas kantong (plastik) telah memangkas penjualan sebesar 95% di supermarket-supermarket besar,” ungkap Eustice.

Larangan penggunaan peralatan makan plastik sekali pakai membutuhkan waktu setahun sebelum menjadi undang-undang karena harus melalui proses di Parlemen. Diperkirakan larangan ini baru akan berlaku pada April 2023.

Baca Juga: Inggris Telah Evakuasi Lebih dari 13.000 Orang dari Afghanistan

Sementara itu, organisasi lingkungan hidup City to Sea menilai langkah yang diambil pemerintah Inggris masih belum cukup.

“Kami ingin pemerintah melangkah lebih, lebih, lebih jauh lagi. Kita sedang mengalami krisis plastik dan kita harus mematikan kerannya,” ujar Jo Morley dari City to Sea kepada BBC.

“Kita benar-benar menghadapi krisis lingkungan, laut kita penuh dengan plastik, dan (plastik-plastik) itu membunuh kehidupan laut, membunuh ekosistem kita dan mengancam kesehatan manusia,” imbuhnya.

Harapan yang sama juga diungkapkan Kierra Box dari Friends of the Earth.

“Kami membutuhkan pemerintah untuk mengambil pendekatan menyeluruh untuk mengatakan bahwa apa yang akan kita lakukan adalah menghentikan seluruh polusi plastik, dan apa yang akan kita lakukan adalah mengurangi jumlah produk-produk sekali pakai secara drastis. Jadi tidak hanya garpu, lalu diikuti sendok, lalu kemudian gelas,” ujarnya.

 

Penulis : Edy A. Putra Editor : Vyara-Lestari

Sumber : BBC


TERBARU