> >

Pasukan AS di Bandara Kabul Afghanistan Siaga Penuh Antisipasi Serangan Lanjutan

Kompas dunia | 28 Agustus 2021, 07:35 WIB
Beberapa hari ke depan adalah tahap yang paling berbahaya atas kemungkinan serangan lanjutan, hingga batas waktu evakuasi warga sipil dan penarikan pasukan Amerika Serikat dari Bandara Kabul, Afghanistan pada tengah malam tanggal 31 Agustus 2021. (Sumber: Straits Times via AFP)

KABUL, KOMPAS.TV - Pasukan Amerika Serikat (AS) di Bandara Kabul, Afghanistan sejak Jumat (27/8/2021) bersiaga penuh mengantisipasi serangan lanjutan terhadap fasilitas maupun personil dan warga sipil di bandara tersebut baru-baru ini.

Serangan bom bunuh diri yang dilakukan ISIS itu menewaskan lebih dari 100 orang, diantaranya 13 tentara AS dan sisanya warga sipil termasuk personel Taliban di luar Bandara Kabul.

Seperti dilansir Straits Times, Sabtu, (28/8/2021), Gedung Putih menyatakan beberapa hari ke depan adalah tahap yang paling berbahaya atas kemungkinan serangan lanjutan, hingga batas waktu evakuasi warga sipil dan penarikan pasukan AS dari Bandara Kabul pada tengah malam 31 Agustus mendatang.

Dua minggu terakhir AS sudah mengevakuasi 111.000 orang keluar dari Afghanistan sementara masih beberapa ribu yang harus dievakuasi, baik yang sudah berada di bandara maupun yang masih terjebak di berbagai lokasi menuju bandara. 

Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan AS yakin masih ada ancaman yang 'spesifik dan kredibel' terhadap bandara setelah pemboman beberapa hari lalu di salah satu gerbangnya.

"Kami tentu siap (menghadapi) dan memang sudah memperkirakan akan ada lagi upaya (serangan) di masa depan," kata Kirby kepada wartawan di Washington.

"Kami memantau ancaman ini, sangat, sangat spesifik, hampir secara real time."

Pasukan AS dan sekutu berlomba untuk menyelesaikan evakuasi warga mereka dan warga Afghanistan yang rentan untuk keluar dari Afghanistan pada batas waktu di akhir Agustus ini yang ditetapkan oleh Presiden Joe Biden setelah dua dekade kehadiran militer Amerika di Afghanistan.

"Pada Jumat, (27/08/2021) kemarin, 12.500 orang lainnya dievakuasi termasuk lebih dari 300 warga AS," kata para pejabat AS.

Pejabat AS itu menambahkan, sekitar 5.100 orang Amerika Serikat lainnya telah dievakuasi, dengan sekitar 500 yang lain menunggu untuk berangkat.

Baca Juga: Bantah Terlibat dengan ISIS-K, Taliban Dituding Cuci Tangan atas Insiden Ledakan di Bandara Kabul

Awak pesawat Angkatan Udara AS, dari Skuadron Angkutan Udara Ekspedisi ke-816, membantu para pengungsi menaiki pesawat C-17 Globemaster III Angkatan Udara AS untuk evakuasi Afghanistan di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan, Sabtu, 21 Agustus 2021. (Sumber: Senior Airman Taylor Crul/U.S. Air Force via AP)

Sementara itu, jumlah mereka yang tidak bisa keluar Afghanistan juga diperkirakan masih sangat besar.

Beberapa media AS termasuk New York Times mengutip pejabat kesehatan setempat yang mengatakan hingga 170 orang, termasuk warga sipil dan personel Taliban namun belum termasuk tentara AS, tewas dalam serangan itu.

Ribuan orang telah berkumpul di luar bandara untuk mencoba naik ke penerbangan evakuasi sejak Taliban menguasai Afghanistan pada 15 Agustus lalu.

Diketahui pula, serangan itu merupakan insiden paling mematikan bagi pasukan AS di Afghanistan dalam satu dekade ini

Sementara itu dua tokoh senior Taliban mengaku pasukannya telah mengambil posisi di Bandara Kabul dan siap untuk mengambil kendali penuh akhir pekan ini, segera setelah pasukan AS pergi.

Seorang komandan senior Taliban lainnya mengatakan pasukan mereka juga telah mengambil alih sebagian besar bandara. 

"Begitu orang Amerika pergi, mereka hanya perlu memberi kami sinyal dan kami akan mengambil alih," kata pejabat kedua Taliban tersebut.

Namun John Kirby membantah pernyataan itu seraya mengatakan kepada wartawan bahwa bandara sepenuhnya masih tetap di bawah kendali Amerika Serikat.

"Mereka tidak bertanggung jawab atas gerbang mana pun. Mereka tidak bertanggung jawab atas operasi bandara mana pun. Itu masih di bawah kendali militer AS," tegas Kirby.

Terpisah, Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki di Washington, Jumat (27/8) mengatakan Amerika Serikat mengharapkan keterlibatan berkelanjutan dengan Taliban setelah penarikan mundur militer AS, terutama untuk memfasilitasi evakuasi lebih lanjut.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/France24/Reuters


TERBARU