Suku-Suku Asli Amazon Desak Perlindungan Hutan Hujan Amazon pada Kongres IUCN September Nanti
Kompas dunia | 28 Agustus 2021, 01:00 WIBBOGOTA, KOMPAS.TV - Suku-suku asli dari pedalaman Amazon mendesak adanya tindakan segera untuk melindungi hutan hujan terbesar di dunia itu. Desakan itu termaktub dalam permintaan resmi kepada Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam IUCN untuk dipertimbangkan pada kongres dunia IUCN di Prancis bulan September nanti.
Seperti dilansir Antara, Jum'at (27/8/2021), Badan Koordinasi untuk Organisasi Adat Amazon Basin (COICA), yang merupakan anggota IUCN, ingin forum tersebut memilih untuk mendukung perlindungan 80 persen Amazon pada 2025. Dukungan itu bertujuan membendung laju gila-gilaan deforestasi serta perusakan hutan dan membantu menjaga agar tanah dan komunitas mereka tetap aman.
Koordinator Umum COICA Jose Gregorio Diaz Mirabal, yang mengajukan mosi darurat ke IUCN hari Jumat, mengatakan kemampuan untuk berpartisipasi "mewakili ruang (hidup) penting bagi kami".
"Kita perlu berada di tempat di mana solusi seharusnya dibahas untuk krisis planet ini," kata Diaz, yang akan menghadiri kongres pada 3-11 September di Marseille.
Victoria Tauli-Corpuz, mantan Pelapor Khusus PBB untuk Hak Masyarakat Adat, mendesak anggota IUCN untuk meloloskan mosi COICA "karena krisis lingkungan yang parah di planet ini" dan membahas rencana konkret untuk mengimplementasikan rekomendasinya.
Kongres IUCN, yang akan diadakan secara langsung dan virtual, disebut-sebut sebagai acara konservasi terbesar di dunia yang diadakan setiap empat tahun.
Kongres tersebut mengumpulkan sekitar 10.000 peserta, termasuk masyarakat adat, pejabat pemerintah, dan pemimpin bisnis.
Baca Juga: Penghancuran Hutan Hujan Amazon Catat Rekor Tertinggi Bulan Juni Kemarin
Pada pertemuan tersebut, lebih dari 1.300 kelompok anggota IUCN dari pemerintah, masyarakat sipil dan masyarakat adat akan memberikan suara pada berbagai masalah. Ini termasuk bagaimana mengatasi perubahan iklim, meningkatkan perlindungan alam, dan mempromosikan pemulihan Covid-19 yang ramah lingkungan.
Tujuannya adalah untuk menginformasikan pembuat kebijakan dan negosiator menjelang KTT Iklim PBB COP pada 26 November di Skotlandia.
Dengan pengaruh politik dan ekonomi yang rendah, masyarakat adat dari sembilan negara di Lembah Amazon sering harus berjuang keras agar aspirasi mereka dapat didengar di panggung global, tempat mengambil keputusan yang memengaruhi tanah mereka dan hanya mendapatkan sedikit dana bantuan internasional, kata Diaz.
"Seruan yang akan kami buat adalah keuangan harus diberikan kepada masyarakat adat yang melestarikan dan melindungi wilayah itu," katanya.
Para pemimpin adat sudah meminta pertemuan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron selama KTT IUCN, serta dengan pejabat iklim Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Amazon memainkan peran penting dalam mengatur iklim bumi dengan menyerap dan menyimpan karbon dioksida yang memanaskan planet.
Deforestasi di sana sebagian besar dipicu oleh pembalakan liar dan penambangan emas, serta pertanian kedelai dan daging sapi di Brazil, juga pembukaan hutan untuk menanam tanaman koka di Kolombia dan Peru.
Mosi COICA juga menyerukan kepada pemerintah negara-negara Amazon untuk melarang kegiatan industri, seperti pertambangan dan ekstraksi minyak di hutan primer, sampai inisiatif konservasi dan kesepakatan baru diberlakukan dengan masyarakat adat.
"Masih ada waktu untuk mengubah model pembangunan dan konsumsi yang menghancurkan Amazon. Saatnya memulai transisi," kata Diaz.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Sydney Morning Herald/Antara