Negara Islam Khurasan Klaim sebagai Dalang Bom Bunuh Diri Bandara Kabul, Siapa Mereka?
Kompas dunia | 27 Agustus 2021, 08:59 WIBBanyak yang tertarik dengan ideologi kekerasan dan ekstrem ISIS, termasuk janji-janji kekhalifahan untuk menyatukan dunia Islam, tujuan yang tidak pernah didukung oleh Taliban.
Baca Juga: Serangan Bom Bunuh Diri di Bandara Kabul, Biden Tegaskan AS Tetap Lakukan Evakuasi
Apa yang membuat mereka jadi ancaman utama?
Sementara Taliban membatasi perjuangan mereka di Afghanistan, kelompok Negara Islam di Afghanistan dan Pakistan menerima seruan Negara Islam ISIS di Suriah dan Irak untuk jihad di seluruh dunia melawan non-Muslim.
Pusat Studi Internasional dan Strategis menghitung lusinan serangan yang dilakukan personil ISIS terhadap warga sipil di Afghanistan dan Pakistan, termasuk minoritas Muslim Syiah, serta ratusan bentrokan dengan pasukan koalisi pimpinan Afghanistan, Pakistan dan AS sejak Januari 2017.
Meskipun kelompok tersebut belum melakukan serangan terhadap daratan AS, pemerintah AS percaya itu merupakan ancaman kronis bagi AS dan kepentingan sekutu di Asia Selatan dan Tengah.
Apa peran mereka dengan kelompok Taliban?
Mereka adalah musuh bebuyutan. Sementara para pejabat intelijen percaya para personil al-Qaida terintegrasi di antara Taliban.
Taliban sebaliknya melancarkan serangan besar dan terkoordinasi terhadap kelompok Negara Islam di Afghanistan.
Pemberontak Taliban kadang-kadang bergabung dengan pasukan pemerintah Afghanistan yang didukung Amerika Serikat untuk mengusir ISIS dari bagian timur laut Afghanistan.
Seorang pejabat Departemen Pertahanan AS, yang berbicara kepada The Associated Press dengan syarat anonim karena dia bekerja secara secara rahaia mengatakan, masa pemerintahan AS dibawah Donald Trump mengupayakan kesepakatan penarikan tahun 2020 dengan Taliban dengan harapan Taliban bergabung dengan AS melawan ISIS.
Pemerintah melihat kelompok itu sebagai ancaman nyata bagi tanah air Amerika.
Baca Juga: Temui Perwakilan Taliban di Qatar, Menlu Retno Minta Afghanistan Tidak Jadi Sarang Teroris
Sekarang apa risikonya?
Bahkan ketika Amerika Serikat memiliki pasukan tempur, pesawat dan drone bersenjata yang ditempatkan di Afghanistan untuk memantau dan menyerang Negara Islam, militan kelompok itu mampu mempertahankan diri meskipun menderita ribuan korban.
Penarikan pasukan membuat Amerika Serikat kehilangan kapasitas serangan di lapangan di Afghanistan, dan mengancam akan melemahkan kemampuannya untuk melacak ISIS dan juga perencanaan serangannya.
Pejabat dibawah presiden AS Joe Biden mengatakan kelompok Negara Islam hanyalah satu dari banyak ancaman teror yang dihadapi Amerika Serikat secara global.
Mereka bersikeras bisa menghadapi kelompok-kelompok tersebut dengan apa yang disebut aset militer dan intelijen over-the-horizon, yang berbasis di negara-negara Teluk, di kapal induk, atau situs lain yang lebih jauh.
Salah satu ketakutan terbesar Amerika Serikat tentang menarik pasukan tempurnya setelah dua dekade adalah Afghanistan di bawah pemerintahan Taliban kembali menjadi magnet dan basis bagi para ekstremis yang merencanakan serangan ke Barat.
Ancaman itu, kata penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan kepada CNN akhir pekan lalu, adalah sesuatu yang “kami fokuskan, dengan setiap peralatan tempur di gudang senjata kami.”
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV/Associated Press