Jembatan Malan, Tempat Indah di Afghanistan Jauh dari Jangkauan Taliban
Kompas dunia | 20 Agustus 2021, 09:38 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Di tengah kekacauan peralihan kekuasaan di Afghanistan, terdapat kawasan indah di Provinsi Herat, yang cukup damai. Salah satu objek wisata yang terkenal di sana adalah sebuah jembatan kuno, yang disebut Jembatan Malan atau "Pule Malan".
Dalam facebook Bridge of the week, disebutkan bahwa jembatan ini melintasi Sungai Herat, di Herat, kota ketiga terbesar di Afghanistan. Tidak ada catatan pasti kapan jembatan ini dibangun. Namun diyakini dibangun di masa dinasti Seljuk pada abad ke-12.
Jembatan Malan memiliki 28 lengkungan tempat air melintasi jembatan dengan bertumpu fondasi polikrom, terdiri dari batu-batu besar yang ditumpuk.
Menurut legenda yang berkembang, jembatan ini dibangun oleh perempuan bernama Bibi Noor yang punya peternakan ayam dan menjual telur masa itu. Perempuan kaya ini mendonasikan hasil usahanya untuk membangun jembatan kokoh ini.
Legenda lain menambahkan, cangkang dan putih telur yang diberikan oleh Bibir Noor dan saudaranya Bobi Hoor, yang membuat jembatan ini berdiri kokoh.
Baca Juga: Taliban Bakar Taman Bermain Setelah Viral Rekaman Pejuangnya Bermain Bom-bom Car dan Komidi Putar
Mohammad Owais Tokhi, seorang warga Herat dalam tayangan video menjelaskan bahwa jembatan ini sering dijadikan tempat piknik dan arena bermain penduduk setempat. Apalagi sisi selatan berhadapan dengan gerban kota Kandahar. "Tempat ini bukan saja penuh nilai sejarah, tapi juga tempat piknik dan bermain," kata Owais.
Pada 1506 jembatan sempat rusak karena diterjang banjir besar. Tapi kemudian diperbaiki oleh penguasa Babur. Pada renovasi ini, juga ditambah dua menara silinder.
Baca Juga: Gus Nadir: Tidak Ada yang Bisa Menjamin Taliban Sudah Berubah, Mereka Itu Fighter
Pada tahun 1978, jalanan jembatan diperkeras untuk mampu dilintasi kendaraan.
Pada tahun 1995, jembatan ini direkonstruksi oleh DACAAR, perusahaan dari Denmark, untuk bantuan pengungsi Afghanistan. Renovasi terutama untuk menahan dari terjangan banjir, agar bebatuan masa lalu itu tetap kokoh.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV