Taliban Berkuasa, Para Pemain Sepak Bola Perempuan Afghanistan Kehilangan Harapan
Kompas dunia | 17 Agustus 2021, 05:53 WIBLONDON, KOMPAS.TV – Lewat sambungan telepon dari para perempuan pemain sepak bola di Afghanistan, Khalida Popal (34) dapat merasakan jeritan ketakutan dan isak tangis sedih mereka.
Para pemain sepak bola yang tergabung dalam tim nasional perempuan Afghanistan itu mengkhawatirkan keselamatan mereka pasca Taliban menduduki negara itu pada Minggu (15/8/2021).
Saat mereka menelepon, yang bisa Popal lakukan adalah menyarankan agar mereka meninggalkan rumah dan para tetangga yang mengetahui bahwa mereka adalah para pemain pelopor.
Sejarah keberadaan mereka pun terpaksa dihapus, terutama menyangkut segala aktivitas melawan Taliban yang kini membangun kembali Imarah Islam Afghanistan.
“Saya terpaksa mendorong mereka untuk menghapus semua jejaring media sosial, menghapus foto-foto, lari dan menyembunyikan diri,” ujar Popal pada Associated Press yang mewawancarainya melalui sambungan telepon dari Denmark.
“Ini sungguh membikin patah hati, karena selama ini, kami telah bekerja untuk meningkatkan visibilitas perempuan. Sekarang, saya terpaksa bilang ke mereka untuk tutup mulut dan menghilang. Nyawa mereka dalam bahaya.”
Baca Juga: Taliban Kuasai Istana Kepresidenan Afghanistan, RI Keluarkan 7 Sikap Resmi!!
Popal nyaris tak percaya pada begitu cepatnya pemerintah Afghanistan tumbang, dan rasa diabaikan oleh negara-negara Barat yang membantu meruntuhkan Taliban pada 2001 silam.
Melarikan diri bersama keluarganya setelah Taliban menguasai Kabul pada tahun 1996, Popal kembali ke Afghanistan dua dekade silam sebagai remaja yang hidup di kamp pengungsi di Pakistan. Di bawah perlindungan komunitas internasional, Popal merasa optimis bahwa hak-hak perempuan akan diperhatikan.
“Generasi saya punya harapan membangun negeri, mengembangkan situasi bagi generasi perempuan dan lelaki selanjutnya di Afghanistan,” tuturnya.
“Jadi saya memulai dengan para perempuan muda, menggunakan sepak bola sebagai alat untuk memberdayakan perempuan dan anak perempuan.”
Pada tahun 2007, ada cukup pemain bagi Popal untuk menjadi bagian dari timnas perempuan pertama Afghanistan.
“Kami sangat bangga mengenakan jersey kami,” ujar Popal. “Itu perasaan paling indah yang pernah kami rasakan.”
Baca Juga: Kabul Jatuh, Taliban Masuk Istana Kepresidenan Tuntut Kekuasaan Penuh atas Afghanistan
Penulis : Vyara Lestari Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Associated Press