> >

Jusuf Kalla: Amerika Bisa Menang Perang Dunia, tapi Tak Bisa Lawan Gerilya Taliban

Kompas dunia | 16 Agustus 2021, 23:37 WIB
Petempur kelompok Taliban di jalanan provinsi Laghman, Afghanistan, 15 Agustus 2021 (Sumber: Straits Times via AFP)

Amerika pun menghabiskan 2 triliun dollar AS untuk Perang Afghanistan dan Perang Irak. Namun, Amerika masih berutang untuk membiayai perang dan berbagai kewajiban lain bagi tentara veteran Afghanistan dan Irak.

Baca Juga: Bandara Kabul Makin Kusut, Ribuan Merangsek Ingin Keluar Afghanistan, Naik ke Atas Badan Pesawat

Jusuf Kalla menyebut, ini semua bermula pada 2001 saat Amerika menggaungkan perang terhadap teror.

“Pada 2001, Amerika menyerang Afghanistan, utamanya Taliban, karena mereka menyembunyikan Osama bin Laden,” ujar JK.

Masa Depan Afghanistan

Kini, setelah Amerika Serikat pergi, sebagian warga Afghanistan harus merasakan ketakutan akibat trauma pada Taliban.

“Taliban pernah memerintah pada 1996 sampai 2001. Itu mereka sangat keras, sangat otoriter. Sehingga, saya kira rakyat Afghanistan sangat trauma dengan pemerintahan itu,” kata Jusuf Kalla.

Ketika Taliban memerintah, pemerintahan mereka bergerak dengan fondasi Islam Radikal. Perempuan dan anak-anak tak bisa bersekolah dan dibatasi kegiatannya.

Meski begitu, Jusuf Kalla yakin Taliban dapat berubah saat kembali berkuasa. Sebabnya, Taliban perlu bantuan negara lain untuk mengembangkan ekonomi mereka.

“Hampir seluruh negara sekarang menunggu dan melihat. Apakah benar janji Taliban memberi kesempatan pada perempuan dan anak sekolah atau ekonomi mereka terbuka,” kata Jusuf Kalla.

JK menduga, China akan mendekati Taliban untuk menawarkan investasi ke Afghanistan.

Baca Juga: Taliban Ambil Alih Pemerintahan Afghanistan, Jusuf Kalla: Taliban Ubah Pendekatan ke Masyarakat

 

Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU