> >

Taliban Bebaskan Ribuan Tahanan Termasuk dari ISIS dan Al Qaeda, Ini Perbedaan Ketiga Kelompok Itu

Kompas dunia | 16 Agustus 2021, 11:38 WIB
Taliban bebaskan tahanan dari penjara Kabul termasuk dari ISIS dan Al Qaeda setelah mereka menduduki Kabul, Minggu (15/8/2021) (Sumber: Insider)

Taliban

Taliban berbeda dari Al-Qaeda karena banyak prinsip mereka berasal dari cara hidup suku tradisional Pashtun di Afghanistan, meski sama-sama mempraktikan cabang Islam Sunni.

Kelompok ini tumbuh di Afghanistan pada 1994 dan memerintah negara ini selama lima tahun, dari 1996 hingga 2001.

Taliban awalnya berjanji mengembalikan kedamaian  dan keamanan berdasarkan Hukum Syariah.

Namun, Taliban kemudian memaksakan Hukum Syariah secara ekstrem terhadap masyarakat Afghanistan.

Baca Juga: Taliban Nyatakan Perang Sudah Usai, Harapkan Hidup Damai dan Tidak Ingin dalam Isolasi Internasional

Perempuan dengan usia di bawah 10 tahun dilarang menerima pendidikan.

Televisi dan media sosial dilarang digunakan. Selain itu, Taliban ternyata bukanlah sebuah satu kelompok besar, tetapi terdiri dari beberapa grup yang berbeda.

Salah satu kelompok Taliban terbesar adalah TPP yang berada di Pakistan.

Uniknya, Taliban Afghanistan dan Pakistan merupakan rekan tetapi juga memiliki rivalitas.

Mereka memiliki ideologi yang berbeda dan berlanjut dengan sejumlah pertempuran di masa lalu.

ISIS

ISIS berkembang di Afghanistan pada 2014, setelah seorang Komandan Taliban yang membelot bersumpah setia dengan pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi.

Pemimpin yang membelot itu dikarenakan ketidakpuasan yang muncul atas kepemimpinan Mullah Mohammed Omar yang memimpin Taliban.

Meski sama-sama menjalankan variasi ekstrim dari Islam Sunni, kelompok Taliban sedikit kurang ekstrim ketimbang ISIS dan Al-Qaeda.

Baca Juga: Amerika Serikat Turunkan Bendera di Kedutaan Besarnya di Kabul, Evakuasi Seluruh Staf ke Bandara

Cara berperang ISIS pun berbeda dengan Taliban dan Al-Qaeda yang biasanya melakukan perang gerilya.

ISIS lebih sering berperang dengan gaya ketentaraan. ISIS juga memaksimalkan kekuatan media sosial, yang tak dimiliki kelompok lainnya.

Mereka menyebarkan propaganda menggunakan Youtube, Twitter dan WhatApp, untuk bergabung melawan kebudayaan barat.

Hal itu menjadi keuntungan besar bagi mereka untuk mendapatkan rekrutan potensial dari negara lain.

Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Insider/BBC/Forces.net


TERBARU