Diduga Ada Konspirasi, Ini Kecepatan Pergerakan Taliban Kuasai Afghanistan
Kompas dunia | 16 Agustus 2021, 02:17 WIBKABUL, KOMPAS.TV – Pekan lalu, intelijen Amerika Serikat (AS) memprediksi bahwa pasukan pemerintah Afghanistan akan mampu mempertahankan ibu kota Kabul dari serangan Taliban selama setidaknya tiga bulan.
Namun, kecepatan serangan kelompok pemberontak Taliban ternyata di luar prediksi banyak pihak, dan mencengangkan dunia.
Penarikan pasukan AS dari Afghanistan, jelas berkontribusi pada kecepatan pergerakan Taliban. Namun, sejumlah pihak menuding adanya “konspirasi” di balik kemenangan Taliban.
Atta Mohammad Noor, salah seorang mantan panglima perang yang dimintai tolong Presiden Ashraf Ghani untuk membantu mempertahankan Mazar-i-Sharif, mengungkap tuduhan ini. Melalui unggahan di Twitter, Noor menyebut “konspirasi” turut menyumbang jatuhnya kawasan utara ke tangan Taliban.
Mazar-i-Sharif, kota terbesar ke-4 di Afghanistan, jatuh ke tangan Taliban pada Sabtu (14/8/2021). Noor dan Abdul Rashid Dostum, mantan panglima perang lainnya, melarikan diri melintasi perbatasan Afghanistan. Sejumlah sumber yang dekat dengan Dostum menyebut, keduanya melarikan diri ke Uzbekistan.
Baca Juga: Mazar-i-Sharif Jatuh ke Tangan Taliban, Diawali Penyerahan Diri Tentara Afghanistan
“Terlepas dari perlawanan tegas kami, sayangnya, semua peralatan pemerintah dan pasukan keamanan Afghanistan diserahkan kepada Taliban sebagai hasil dari rencana besar yang terorganisir dan pengecut,” tulis Noor seperti dilansir dari Associated Press.
“Mereka telah mengatur rencana untuk menjebak Dostum dan saya, tapi mereka tidak berhasil.”
Pihak Taliban sendiri mengklaim, kecepatan pergerakannya meraih kemenangan atas wilayah-wilayah di Afghanistan, menunjukkan bahwa rakyat Afghanistan menerima mereka.
Melansir The Straits Times, berikut lini masa pergerakan Taliban dalam merebut wilayah-wilayah di seantero Afghanistan:
14 April
Presiden AS Joe Biden mengumumkan penarikan pasukan AS dari Afghanistan akan berlangsung sejak 1 Mei hingga 11 September. Pengumuman Biden akan mengakhiri perang terpanjang AS.
Tenggat waktu itu merupakan perpanjangan dari batas waktu sebelumnya pada 1 Mei sesuai kesepakatan antara AS dan Taliban.
Baca Juga: Afghanistan Hormati Keputusan Amerika Serikat Tarik Seluruh Pasukannya 11 September Mendatang
4 Mei
Gerilyawan Taliban melancarkan serangan besar-besaran terhadap pasukan Afghanistan di selatan Provinsi Helmand. Taliban juga menyerang setidaknya enam provinsi lain.
11 Mei
Taliban merebut distrik Nerkh di luar ibu kota Kabul.
7 Juni
Sejumlah pejabat senior pemerintahan menyebut, lebih dari 150 tentara Afghanistan tewas dalam pertempuran selama 24 jam. Pertempuran berlangsung di 26 provinsi dari seluruh 34 provinsi Afghanistan.
22 Juni
Kelompok pemberontak Taliban melancarkan serangkaian serangan di utara Afghanistan, jauh dari benteng tradisional mereka di selatan. Duta PBB untuk Afghanistan menyatakan, Taliban telah menguasai lebih dari 50 dari seluruh 370 distrik Afghanistan.
2 Juli
Pasukan AS diam-diam ditarik mundur dari pangkalan militer mereka di Bagram, sekitar satu jam berkendara dari Kabul. Penarikan pasukan dari Bagram ini secara efektif mengakhiri keterlibatan AS dalam perang di Afghanistan.
Baca Juga: Penarikan Tentara AS dari Afghanistan Tak Terkoordinasi, Puluhan Penjarah Serbu Pangkalan Bagram
5 Juli
Taliban menyatakan kemungkinan akan mengajukan proposal perdamaian tertulis kepada pemerintah Afghanistan paling cepat pada bulan Agustus.
21 Juli
Menurut seorang jenderal senior AS, Taliban merebut sekitar setengah dari seluruh distrik di Afghanistan. Ini menggarisbawahi skala dan kecepatan pergerakan mereka.
25 Juli
AS berjanji akan tetap mendukung pasukan Afghanistan dalam beberapa pekan ke depan dengan serangan udara untuk membalas serangan Taliban.
Baca Juga: Militer AS Lakukan Serangan Udara ke Taliban, Bentuk Dukungan untuk Tentara Afghanistan
26 Juli
PBB menyatakan, hampir 2.400 warga sipil Afghanistan tewas atau terluka selama aksi kekerasan perang yang berlangsung pada Mei hingga Juni. Jumlah itu merupakan rekor korban tewas tertinggi sejak tahun 2009.
6 Agustus
Zaranj di selatan Afghanistan, menjadi ibu kota provinsi pertama yang jatuh ke tangan Taliban selama beberapa tahun belakangan. Beberapa hari berikutnya, sejumlah ibu kota lain menyusul jatuh, termasuk kota Kunduz di utara.
13 Agustus
Dalam sehari, Taliban berhasil merebut empat ibu kota provinsi, termasuk Kandahar, kota terbesar ke-2 di Afghanistan. Kandahar pula merupakan tempat kelahiran Taliban.
Di barat, kota utama lain, Herat, juga dikuasai. Komandan veteran Mohammad Ismail Khan, salah satu pemimpin perlawanan terhadap Taliban, ikut ditangkap.
Baca Juga: Kotanya Direbut Taliban, Warga Herat dan Kandahar Kecewa Sikap Pemerintah Afghanistan
14 Agustus
Taliban merebut kota Mazar-i-Sharif di utara. Dengan sedikit perlawanan, Pul-i-Alam, ibu kota provinsi Logar yang terletak sekitar 70 kilometer di selatan Kabul, juga berhasil dikuasai. AS mengirimkan seribu pasukan tambahan untuk membantu evakuasi warganya dari Kabul.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengatakan, ia tengah berkonsultasi dengan mitra setempat dan internasional terkait langkah-langkah selanjutnya.
15 Agustus
Taliban merebut kota utama di timur, Jalalabad tanpa perlawanan. Ini membuat langkah Taliban kian efektif mengepung Kabul. Di hari yang sama, gerilyawan Taliban memasuki Kabul.
AS mengevakuasi para diplomatnya dari kedutaan menggunakan helikopter.
Baca Juga: Jalalabad Jatuh ke Tangan Taliban Tanpa Perlawanan, Kabul Kian Terkepung
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press/The Straits Times