> >

Facebook Hapus Ratusan Akun yang Kampanyekan Anti Vaksinasi

Kompas dunia | 12 Agustus 2021, 00:40 WIB
Facebook mengatakan telah menghapus ratusan akun yang disebut terlibat dalam kampanye anti vaksinasi dioperasikan dari Rusia. (Sumber: Associated Press)

LONDON, KOMPAS.TV - Facebook mengatakan telah menghapus ratusan akun yang disebut terlibat dalam kampanye anti vaksinasi dioperasikan dari Rusia.

Perusahaan yang didirikan Mark Zuckerberg itu menyebutkan bahwa ratusan akun tersebut terlibat dalam jaringan yang menyebarkan kampanye anti vaksinasi di India, Amerika Selatan, dan Amerika Serikat.

Facebook menambahkan, upaya yang dilakukan kelompok tersebut adalah dengan merekrut influencer untuk menyebarkan klaim palsu agar merusak kepercayaan publik terhadap vaksin Covid-19 tertentu.

Dalam laporan terbarunya tentang "perilaku tidak autentik yang terkoordinasi", Facebook mengatakan mereka menemukan hubungan antara jaringan dan kampanye disinformasi yang gagal dari agen pemasaran influencer Fazze - yang merupakan bagian dari perusahaan yang berbasis di Rusia bernama AdNow.

Dalam investigasi yang dilakukan BBC Trending bulan lalu, mereka melaporkan pada bulan Mei tahun ini influencer telah ditawari uang oleh Fazze untuk menyebarkan klaim palsu tentang risiko yang terkait dengan vaksin Pfizer.

Upaya ini menjadi yang kedua kalinya setelah pada November 2020, BBC juga menemukan bahwa jaringan yang sama mencoba menandai vaksin AstraZeneca sebagai berbahaya karena menggunakan adenovirus yang diambil dari simpanse.

Baca Juga: Konyol, Buronan yang Paling Dicari Ditangkap Setelah Komentari Facebook Kepolisian

Postingan dari akun-akun di jaringan tersebut menyebarkan meme yang menggunakan gambar dari film Planet of Apes untuk memberi kesan bahwa vaksin akan mengubah manusia menjadi monyet.

Postingan ini muncul di Facebook dalam bahasa Hindi sekitar waktu yang sama ketika pemerintah India membahas otorisasi darurat untuk vaksin AstraZeneca.

(Sumber: Facebook)

Kampanye tersebut menggunakan akun palsu, beberapa di antaranya menurut Facebook mungkin berasal dari "peternakan" akun di Bangladesh dan Pakistan.

Facebook mengatakan telah menghapus 65 akun Facebook dan 243 akun Instagram karena melanggar kebijakan mereka terhadap campur tangan asing.

Ben Nimmo, pemimpin intelijen ancaman Facebook, menggambarkan kampanye itu sebagai "pencucian disinformasi" yang menanam konten di beberapa forum online dan kemudian memperkuat konten itu di platform lain.

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Fadhilah

Sumber : BBC


TERBARU