> >

Bangladesh Mulai Vaksinasi Covid-19 untuk Pengungsi Rohingya di Cox's Bazar

Kompas dunia | 10 Agustus 2021, 18:29 WIB
Pengungsi Rohingya menggendong anaknya pasca kebakaran yang terjadi bulan Maret lalu di Cox Bazar, Bangladesh (Sumber: Antara Foto via Reuters)

DHAKA, KOMPAS.TV - Bangladesh mulai menjalankan vaksinsi bagi ribuan pengungsi Muslim Rohingya di permukiman pengungsi terbesar di dunia pada Selasa (10/08/2021), di tengah lonjakan infeksi Covid-19 di negara itu, seperti dilansir Antara.

Pekerja bantuan telah lama memperingatkan potensi bencana kemanusiaan jika pandemi menyapu kamp-kamp pengungsi di Cox's Bazar, distrik perbatasan dengan Myanmar. Di sana, lebih dari satu juta pengungsi Rohingya mendapat perlindungan setelah melarikan diri dari penumpasan militer brutal di negara tetangga Myanmar.

Sekitar 48.000 warga Rohingya yang berusia 55 tahun ke atas akan disuntik vaksin Covid-19 antara Selasa dan Kamis (12/08/2021) dengan bantuan dari PBB.

"Ini baru permulaan. Semua orang dewasa Rohingya akan divaksin secara bertahap," kata kepala pejabat kesehatan di distrik Cox's Bazar, Mahbubur Rahman kepada Reuters melalui sambungan telepon.

Baru-baru ini, terjadi peningkatan infeksi di kamp-kamp dengan sekitar 20.000 kasus dan 200 kematian tercatat di antara para pengungsi sejak pandemi muncul tahun lalu.

Sebaliknya, para pejabat di Negara Bagian Rakhine di Myanmar mengatakan kepada media bahwa saat ini tidak ada rencana untuk memvaksin warga Rohingya yang tinggal di sana.

Baca Juga: Indonesia Terima Bantuan Obat-Obatan Kritikal dari Bangladesh untuk Hadapi Pandemi Covid-19

Relawan membangun kembali tempat penampungan untuk pengungsi Rohingya di kamp Balukhali, Cox Bazar Bangladesh, yang terbakar bulan lalu. Kini kebakaran kembali terjadi di kamp pengungsi Rohingya yang menewaskan sedikitnya tiga orang. (Sumber: Associated Press)

Bangladesh berjuang melawan lonjakan infeksi dan kematian yang mengkhawatirkan dalam beberapa pekan terakhir, mencatat lebih dari 1,36 juta orang terinfeksi, dan 22.897 kematian.

"Kami merasa sangat baik. Kami hanya berharap semua orang akan mendapatkan vaksin," kata Sakhina Khatun (55) setelah dia dan suaminya yang berusia 65 tahun divaksin.

"Kami hanya aman ketika kami semua aman," ujar Khatun kepada Reuters.

Sementara Kepala Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di Cox's Bazar, Hrusikesh Harichandan, mengatakan, warga kamp-kamp pengungsi tersebut hidup dalam bayang-bayang kesenjangan vaksin global.

"Kami membutuhkan upaya bersama oleh lembaga nasional dan organisasi internasional untuk membantu memvaksin semua orang dewasa di kamp," kata Harichandan.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU