Temukan Penularan Lokal Covid-19, Brunei Langsung Terapkan Pembatasan Sosial Super Ketat
Kompas dunia | 9 Agustus 2021, 07:51 WIBBANDAR SERI BEGAWAN, KOMPAS.TV - Brunei Darussalam memberlakukan pembatasan ketat untuk menghentikan penyebaran Covid-19, setelah menemukan kasus pertama yang ditularkan secara lokal di negara itu sejak pandemi lebih dari setahun, seperti dilansir Straits Times mengutip AFP, Senin, (09/08/2021)
Tujuh infeksi lokal ditemukan, kata kementerian kesehatan hari Sabtu (07/08/2021), membuat Brunei menutup semua tempat ibadah dan semua acara sosial dua minggu ke depan.
Acara massal yang melibatkan banyak orang juga dibatasi maksimal untuk 30 orang selama pembatasan ini serta kelas sekolah dipindahkan secara online dan restoran dilarang menyajikan makan di tempat.
Semua lembaga pendidikan harus kembali ke pembelajaran online, termasuk ekstrakurikuler, pusat kebutuhan khusus dan kelas musik, platform berita The Scoop melaporkan pada hari Minggu (08/08/2021).
Berbagai fasilitas juga diperintahkan untuk ditutup, termasuk gym, pusat kebugaran, fasilitas olahraga dalam dan luar ruangan, pusat rekreasi, bioskop, kafe internet, taman bermain, sekolah mengemudi, museum, perpustakaan, galeri, salon kecantikan, dan toko pangkas rambut.
Selama periode dua minggu ke depan, restoran tidak diberi izin menerima pelanggan yang makan di tempat, dan akan dibatasi untuk layanan bawa pulang dan pesan antar.
Tempat lain seperti bisnis ritel, supermarket, warung makan, dan pasar luar ruang diizinkan untuk beroperasi selama langkah-langkah jarak fisik diterapkan.
Perusahaan dan dunia usaha didesak untuk menerapkan kebijakan bekerja dari rumah, hanya mengizinkan pekerja penting ke kantor.
Baca Juga: Antisipasi Penyebaran Covid-19, Brunei Perpanjang Penutupan Perbatasan dengan Malaysia Dua Pekan
Kementerian kesehatan Brunei mengingatkan masyarakat sesuai dengan pedoman masker wajah yang direvisi, yang mengharuskan masker wajah untuk dipakai setiap saat dan untuk menutupi hidung dan mulut pemakainya, setiap individu yang gagal mematuhi arahan akan dikenakan denda100 dolar Brunei.
Kementerian kesehatan Brunei juga mengimbau masyarakat untuk menggunakan aplikasi BruHealth ketika pergi ke tempat umum, dan mengaktifkan fungsi Bluetooth di tempat umum.
Dikatakan pemindaian kode QR sangat penting dalam membantu kementerian untuk melakukan pelacakan kontak tepat waktu.
Menteri Kesehatan Dato Seri Setia Dr Mohd Isham Jaafar mengatakan periode dua minggu akan memberi waktu kepada otoritas kesehatan untuk mempelajari kasus dan menentukan sumber infeksi.
Dia menambahkan kementerian kesehatan akan "meninjau situasi ini lebih dekat ke akhir dua minggu untuk melihat di mana kita berada", lapor Scoop.
Pada hari Minggu (08/08/2021), Brunei melaporkan 17 kasus baru, termasuk 15 infeksi lokal dan dua kasus impor, sehingga jumlah total kasus menjadi 364.
Kesultanan Brunei mencatat hanya tiga kematian sejak pandemi dimulai.
Baca Juga: Penyebaran Covid-19 di Tingkat Lokal Terkendali, Brunei Darussalam Longgarkan Pembatasan Sosial
Lebih dari setengah infeksi Covid-19 di kesultanan itu sejauh ini diimpor, dengan kontrol perbatasan yang ketat dan tindakan karantina menjaga penyebaran virus tetap terkendali.
Lima dari infeksi lokal pertama di negara kaya minyak itu sejak Mei tahun lalu terkait dengan pusat pemantauan virus yang dikelola pemerintah.
"Cluster ini diyakini kemungkinan telah terpapar salah satu kasus impor di Brunei," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan. Sumber infeksi untuk dua orang lainnya belum dapat diidentifikasi, tambah kementerian itu.
Kasus impor juga diumumkan pada hari Sabtu, dimana seorang pria tiba dari Timur Tengah melalui Malaysia pada 30 Juli sebelum mengalami gejala pada hari Selasa.
Brunei berbagi satu-satunya perbatasan darat dengan Malaysia, yang sejauh ini telah mencatat lebih dari 1,26 juta infeksi dan lebih dari 10.700 kematian.
Brunei terus meningkatkan proses vaksinasinya, dengan hampir 32 persen dari 450.000 orangnya mendapatkan setidaknya satu suntikan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Straits Times