> >

Ratusan Ribu Warga Prancis Demonstrasi, Tolak Kartu Kesehatan Covid-19 Macron

Kompas dunia | 8 Agustus 2021, 11:10 WIB
Unjuk rasa menentang kartu kesehatan Covid-19 yang diluncurkan oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron di Paris, Juli lalu. (Sumber: AP)

PARIS, KOMPAS.TV - Ratusan ribu warga Prancis berdemonstrasi di sejumlah kota di Prancis, Sabtu (7/8/2021).

Mereka menolak kartu kesehatan Covid-19 yang diluncurkan Presiden Prancis, Emmanuel Macron.

Kartu kesehatan tersebut harus digunakan untuk memasuki kafe dan bepergian jangka panjang dengan pesawat, kereta atau bus.

Dikutip dari The Times of Israel, Macron menetapkan regulasi bahwa sebuah keharusan melakukan vaksinasi Covid-19, tes negatif atau sembuh dari virus Corona itu untuk melakoni aktivitas rutin.

Baca Juga: Ilmuwan China di Laboratorium Wuhan Peringatkan Varian Covid-19 yang Lebih Mematikan akan Muncul

Macron berharap para warga Prancis mau melakukan vaksinasi Covid-19, untuk melawan virus tersebut juga varian Delta yang kini menyebar dengan cepat.

Tetapi para penentangnya, yang sudah melakukan unjuk rasa selama empat pekan beruntun, berpendapat peraturan itu melanggar kebebasan sipil, mengingat kebebasan individu di negara itu dinilai tinggi.

Diperkirakan sekitar 237.000 orang mengikuti demonstrasi di seluruh Prancis, termasuk 17.000 di Paris.

Pada salah satu protes di Paris, ratusan orang berpawai dari sebelah barat kota ke area tengah kota.

Mereka pun meneriakkan slogan-slogan yang menentang Macron.

“Kebebasan” dan “Macron kami tak menginginkan kartu kesehatan mu,” bergema sepanjang demonstrasi.

“Masalah dari kartu kesehatan ini adalah kami dipaksa,” ujar Alexander Fourez, salah satu pengunjuk rasa dan penyintas Covid-19.

Baca Juga: Rezim Kim Jong-Un Paksa Perempuan Korea Utara Panggil Pasangannya Kamerad Pria

Ia pun merasa sulit percaya jika kartu tersebut akan digunakan untuk sementara waktu.

Selain itu timbul juga dugaan kartu kesehatan itu akan mempengaruhi pekerjaan.

Para pekerja mengkhawatirkan perusahaan akan menangguhkan kontrak seseorang jika ia tak memiliki kartu yang diwajibkan tersebut.

“Meski tak memiliki pilihan, saya akan memboikot perusahaan yang memintanya,” ujar Marie, salah satu partisipan pada portes tersebut.

Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada

Sumber : Times of Israel


TERBARU