Duta Besar Myanmar untuk PBB yang Kritik Junta Militer Terancam Dibunuh, 2 Orang Ditangkap
Kompas dunia | 7 Agustus 2021, 08:26 WIBNEW YORK, KOMPAS.TV - Duta Besar Myanmar untuk PBB, Kyaw Moe Tun, yang terus mengkritik junta militer Myanmar ternyata sempat terancam dibunuh.
Dua warga Myanmar yang diduga menjadi otak rencana pembunuhan Kyaw telah ditangkap di Amerika Serikat (AS).
Kantor Kejaksaan AS di New York mengatakan, Phyo Hein Htut dan Ye Hein Zhaw telah berencana untuk menyewa penyerang untuk melukai atau membunuh Moe Tun.
Dikutip dari BBC, Hal itu demi membuat Kyaw mundur dari posisinya saat ini atau membuatnya tak lagi menyerang junta militer.
Baca Juga: Junta Militer Myanmar Tawarkan Amnesti bagi Pengunjuk Rasa yang Bersembunyi
Kyaw sendiri terus melontarkan kritikan terhadap junta militer Myanmar, setelah kudeta yang terjadi pada 1 Februari lalu.
Junta militer sendiri kemudian memecatnya, namun Kyawterus mewakili pemerintahan sipil Myanmar di organisasi dunia tersebut.
“Phyo Hein Htut dan Ye Hein Zaw memiliki plot untuk membunuh atau melukai Duta Besar Myanmar untuk PBB, dalam serangan terencana untuk pejabat asing yang dilakukan di tanah Amerika,” kata Jaksa AS, Audrey Strauss, Jumat (6/8/2021).
“Kami memuji kinerja dari rekan penegak hukum kami di semua level pemerintahan untuk memastikan keamanan dari pejabat dan diplomat asing,” tambahnya.
Awal tahun ini, Zaw dipercaya telah mengirimkan uang sebesar 4.000 dolar AS atau setara Rp57 juta kepada Htut melalui aplikasi pembayaran untuk serangan terencana.
Baca Juga: Ilmuwan China di Laboratorium Wuhan Peringatkan Varian Covid-19 yang Lebih Mematikan akan Muncul
Ratusan orang termasuk anak-anak, telah terbunuh dalam demonstrasi yang terjadi setelah kudeta.
Sejumlah pemimpin pejabat sipil Myanmar, termasuk Aung San Suu Kyi ditangkap oleh junta militer.
Junta militer melakukan kudeta setelah mengalami kekalahan dari Liga Nasional Demokrasi (NLD), pada pemilihan umum 2020.
Pihak junta menegaskan pemilu tersebut sarat dengan kecurangan, meski dugaan mereka tak terbukti.
Penulis : Haryo Jati Editor : Fadhilah
Sumber : BBC