Taliban Akhirnya Rebut Kota Besar di Afghanistan, Bala Bantuan Pemerintah Dianggap Kurang
Kompas dunia | 7 Agustus 2021, 08:18 WIBZARANJ, KOMPAS.TV - Taliban akhirnya untuk pertama kali merebut kota besar di Afghanistan setelah menduduki ibu kota dari Provinsi di barat daya negara itu.
Pejabat setempat mengungkapkan, Taliban telah menduduki Kota Zaranj yang berada di Provinsi Nimroz, Jumat (6/8/2021).
Perebutan kota tersebut jelas menjadi pukulan bagi pasukan Pemerintah Afghanistan.
Taliban sebelumnya sudah merebut sejumlah wilayah pedesaan dan kini menyasarkan ke kota-kota besar.
Baca Juga: Rusia Yakin Taliban Sudah Kehabisan Tenaga untuk Menguasai Kota-kota Besar Afghanistan
Milisi bersenjata Afghanistan tersebut memang semakin gencar untuk merebut negara itu setelah tentara Amerika Serikat (AS) dan aliansinya hengkang dari sana.
Taliban sendiri saat ini menekan sejumlah kota besar seperti Herat, Kandahar, dan Laskar Gah.
Pihak Taliban pun mengklaim keberhasilan mereka merebut Zaranj, kota perdagangan yang berbatasan dengan Iran.
“Ini merupakan awal, dan bagaimana provinsi lainnya akan jatuh ke tangan kami secepatnya,” tutur Komandan Taliban dikutip dari BBC.
Pada gambar yang diposting di media sosial menunjukkan warga sipil menjarah barang-barang dari gedung-gedung pemerintah.
Pemberontak Taliban pun berfoto di dalam bandara setempat dan berpose di pintu masuk kota.
Wakil Gubernur Nimroz, Roh Gul Khairzad mengatakan Zaranj telah jatuh tanpa perlawanan.
Ia dan pejabat lokal lainnya mengeluhkan kurangnya bala bantuan dari Pemerintah Afghanistan.
“Kota ini dalam ancaman selama beberapa saat, tetapi tak ada satu pun dari pemerintah pusat yang mendengarkan kami,” ujarnya.
Baca Juga: Viral Perempuan Mengacungkan Senjata AK-47 dari Jendela Mobil, Pancing Kemarahan Warganet
Terakhir kali Taliban mampu menduduki Ibu Kota Provinsi adalah pada 2016, ketika mereka menguasai Kota Kunduz.
Sementara itu, Wakil Khusus PBB untuk Afghanistan, Deborah Lyon mengatakan, perang di Afghanistan telah memasuki fase baru yang lebih mematikan dan merusak.
Setidaknya 1.000 penduduk sipil telah terbunuh selama sebulan terakhir.
Ia pun mengingatkan bahwa negara tersebut tengah menuju kehancuran dan meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan pernyataan yang jelas bahwa serangan terhadap kota-kota harus dihentikan sekarang.
Penulis : Haryo Jati Editor : Fadhilah
Sumber : BBC