Puluhan Mayat dengan Kondisi Mengenaskan Ditemukan Mengambang di Sungai Perbatasan Ethiopia Sudan
Kompas dunia | 3 Agustus 2021, 06:03 WIB“Kami mengurus dan menguburkan mayat-mayat yang ditemukan oleh para nelayan,” kata Tefera. “Saya duga, ada lebih banyak mayat di sungai.”
Meski sulit untuk mengidentifikasi mayat-mayat itu, sejumlah mayat memiliki tato nama di tubuh mereka.
Baca Juga: PBB: Laporan Perkosaan yang Menimpa Perempuan Pengungsi Tigray Ethiopia Meningkat
Seorang dokter lain yang bertugas di Hamdayet mengungkap, sejumlah mayat yang ditemukan juga memiliki tanda wajah yang menunjukkan bahwa mereka merupakan etnis Tigray.
“Saya menyaksikan banyak hal bar-bar,” ujar sang dokter yang identitasnya tak diungkap karena tak berwenang berbicara pada para wartawan. “Beberapa mayat memiliki luka bacokan kapak.”
Pada sang dokter anonim, sejumlah saksi mata menyebut, mereka tak dapat menangkap seluruh mayat yang hanyut lantaran derasnya arus sungai selama musim hujan.
Sebuah akun Twitter buatan pemerintah Ethiopia pada Senin (2/8/2021) menyebut insiden mayat terapung itu sebagai propaganda kebohongan di kalangan tentara Tigray.
Baca Juga: Ethiopia Kembali Tunda Pemilihan Umum Ditengah Ketegangan Bersenjata
Samantha Power, administrator Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (AS), pada Senin (2/8/2021) mengunjungi kamp pengungsi di Sudan yang menampung ribuan rakyat Ethiopia yang melarikan diri dari perang di Tigray.
Power dijadwalkan akan melawat Ethiopia untuk mendesak pemerintah agar mengizinkan pemberian bantuan kemanusiaan di Tigray, kawasan yang dihuni sekitar 6 juta orang. Kawasan itu kini tengah dilanda krisis kelaparan parah. Menurut AS, lebih dari 900.000 orang kini menghadapi ancaman kelaparan.
Badan Pangan Dunia WFP menyatakan tengah bekerja untuk mengirimkan makanan ke Tigray melalui Sudan, kendati ketegangan tengah melanda pemerintahan kedua negara.
Wakil Direktur WFP di Sudan, Marianne Ward menyatakan, negosiasi untuk mengakses wilayah Tigray yang diblokir terbukti cukup sulit. WFP, kata Ward, telah mengirimkan sekitar 50.000 ton gandum ke Ethiopia melalui Sudan.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Associated Press