Atlet Belarusia Dipulangkan Paksa dari Olimpiade, Polandia Tawarkan Visa Kemanusiaan
Kompas dunia | 3 Agustus 2021, 03:05 WIBTOKYO, KOMPAS.TV – Menyusul drama atlet atletik Belarusia, Krystsina Tsimanouskaya, yang ketakutan dan menolak dipulangkan dari Olimpiade Tokyo, Polandia menyatakan telah memberikan visa kemanusiaan baginya. Hal itu diungkapkan wakil menteri luar negeri Polandia pada Senin (2/8/2021).
Melansir Al Jazeera, sebelumnya, pelari berusia 24 tahun itu menolak dipulangkan dari Tokyo pada Minggu (1/8/2021).
Tsimanouskaya mengklaim, timnya mencoba memaksanya naik ke pesawat, bertentangan dengan keinginannya. Ia kemudian mencari perlindungan pada polisi Jepang.
Baca Juga: Melawan Perintah Pelatih, Atlet Belarusia Ketakutan Seusai Menolak Dipulangkan dari Olimpiade Tokyo
Pada Senin (2/8/2021) sekitar pukul 5 sore waktu setempat, Tsimanouskaya terlihat menyambangi Kedutaan Besar Polandia di Tokyo.
Wakil Menteri Luar Negeri Polandia Marcin Przydacz mengatakan, Tsimanouskaya telah melakukan kontak langsung dengan para diplomat Polandia di Tokyo. Tsimanouskaya, kata Przydacz, berada dalam keadaan baik dan selamat setelah tiba di Kedubes Polandia.
“Dia telah menerima visa kemanusiaan,” katanya melalui cuitannya di Twitter. “Polandia akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk membantunya melanjutkan karier olahraganya.”
Media Polandia melaporkan, Tsimanouskaya seharusnya diperkirakan tiba kembali di Polandia pada pekan ini.
Melansir Associated Press, Yayasan Solidaritas Olahraga Belarusia (BSSF) menyatakan telah membelikan Tsimanouskaya tiket pesawat ke Warsawa untuk hari Rabu (4/8/2021).
Sementara itu, sumber di Kementerian Dalam Negeri Ukraina menyebut, suami Tsimanouskaya, Arseni Zhdanevich, telah memasuki wilayah Ukraina. Pun begitu, masih belum jelas apakah Zhdanevizh tengah melakukan perjalanan menuju Polandia untuk bertemu dengan istrinya.
Baca Juga: Yakini Ada Usaha Asing Ingin Jatuhkan Lukashenko, Belarusia Tutup Perbatasan dengan Ukraina
Sebelumnya, drama pemaksaan pulang itu dimulai setelah Tsimanouskaya mengkritik pihak berwenang Belarusia yang ikut campur dalam mengatur tim Olimpiade Belarusia. Ia kemudian digiring ke Bandara Haneda di Tokyo untuk naik pesawat menuju ibu kota Belarusia di Minsk via Istanbul, Turki.
Tsimanouskaya yang menolak naik ke pesawat, kemudian mencari perlindungan ke polisi Jepang di bandara.
Dalam sebuah pesan yang beredar di media sosial, Tsimanouskaya juga meminta pertolongan pada Komite Olimpiade Internasional (IOC).
“Saya berada di bawah tekanan, dan mereka mencoba memaksa saya ke luar negeri tanpa persetujuan saya,” ujarnya dalam pesan itu.
Namun, dalam pernyataannya, Komite Olimpiade Belarusia mengatakan, para pelatih telah memutuskan untuk menarik Tsimanouskaya dari Olimpiade sesuai saran dokter yang mengkhawatirkan “kondisi emosional dan psikologisnya”.
Kepala Pelatih Atletik Belarusia, Yuri Moisevich mengatakan, “Saya dapat melihat ada yang salah pada dirinya. Dia menyendiri dan tak ingin berbicara.”
Baca Juga: AS, Inggris dan Uni Eropa Kecam ‘Pembajakan’ Pesawat Ryanair demi Tangkap Aktivis Oposisi Belarusia
Pada Senin (2/8/2021), Juru Bicara IOC Mark Adams menyatakan, timnya akan melanjutkan pembicaraan dengan Tsimanouskaya. IOC juga telah meminta laporan lengkap terkait insiden itu pada Komite Olimpiade Belarusia.
Pemerintah Jepang menyatakan Tsimanouskaya berada dalam kondisi aman. Pihak penyelenggara Olimpiade Tokyo dan IOC sendiri tengah memeriksa niat Tsimanouskaya.
“Jepang tengah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dan akan mengambil tindakan yang tepat,” ujar Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato.
Insiden itu membuat perhatian dunia kembali tersorot pada pergolakan politik di Belarusia, negara bekas Uni Soviet yang dipimpin oleh Presiden Alexander Lukashenko selama lebih dari seperempat abad.
Pihak berwenang Belarusia tanpa henti menindak keras para penentang Lukashenko, menyusul gelombang protes nasional yang dipicu oleh pemilihan presiden pada Agustus 2020 lalu. Oposisi mengecam pemilihan itu dan menyebutnya penuh kecurangan.
Lukashenko yang menjabat sejak 1994, membantah seluruh tuduhan kecurangan pemungutan suara dalam pemilihan itu.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : AL Jazeera/Associated Press