Inilah Keluarga Sederhana Presiden Terpilih Peru Pedro Castillo, dari Pedalaman Pindah ke Ibukota
Kompas dunia | 27 Juli 2021, 06:09 WIBCHUGUR, KOMPAS.TV — Rumah pedesaan dua lantai sederhana milik keluarga Pedro Castillo, presiden terpilih Peru, yang terletak di salah satu distrik termiskin dengan lokasi terpencil di pegunungan Andes, sekarang terasa sedikit hampa.
Lilia Paredes, calon ibu negara dan istri presiden terpilih Peru, seminggu terakhir sibuk mengemasi barang-barang keluarga, melipat baju suaminya dengan rapi dan mengambil beberapa piring dan sendok garpu di sela-sela kunjungan petani dari desa terdekat yang mampir untuk mengucapkan selamat tinggal.
Istana kepresidenan bergaya neo-barok menunggu Paredes dan suaminya, Presiden terpilih Peru Pedro Castillo, beserta dua anak mereka, jika keluarga itu memilih untuk tinggal di gedung bersejarah itu.
Pedro Castillo, akan dilantik sebagai presiden Peru hari Rabu, (28/07/2021), kurang dari dua minggu setelah ia dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden putaran kedua 6 Juni lalu.
Baca Juga: Pedro Castillo, Pak Guru di Pedesaan itu Kini Jadi Presiden Baru Peru
Pedro Castillo adalah seorang guru dari pedesaan terpencil, dengan pemikiran politik condong ke kiri, atau sosialisme, dan belum pernah memegang jabatan publik.
Castillo mengalahkan lawannya, politisi karir sayap kanan kaya raya, Keiko Fujimori, dengan selisih hanya 44.000 suara.
Paredes tidak yakin di mana dia, suami, dan dua anaknya akan tinggal mulai Rabu nanti, dan dia juga belum tahu di mana anak-anak akan pergi ke sekolah setelah kelas dimulai.
"Kami tidak memiliki properti di Lima," katanya kepada The Associated Press minggu lalu di terasnya yang berkabut di Chugur sambil menggosok tangannya di tengah dinginnya musim dingin Andes.
Baca Juga: Pedro Castillo, Guru SD dan Petani yang Jadi Calon Kandidat Presiden Peru
“Kami orang pedesaan, dan hampir selalu, (orang-orang dari) provinsi harus menunggu bertahun-tahun untuk memiliki properti di ibu kota. Jika mereka menyuruhku tinggal di tempat lain, itu juga akan sama, kita bukan raja untuk tinggal di istana, kita orang bekerja.” kata Lilia.
Pendukung terbesar Castillo adalah warga miskin dan pedesaan di Peru. Dia mempopulerkan ungkapan "Tidak ada lagi yang miskin di negara kaya," dan mengejutkan jutaan orang Peru serta pengamat karena berhasil maju ke putaran kedua pemilu presiden.
Perekonomian Peru, produsen tembaga terbesar kedua di dunia, hancur oleh pandemi Covid-19, membuat rakyat miskin dan kemiskinan melonjak hingga hampir sepertiga dari populasi serta menghapus begitu saja keuntungan dari kerja keras dalam satu dekade terakhir.
Baca Juga: Aksi Protes Soal Hasil Pilpres 2021 di Istana Peru
Proses transisi kepresidenan digagalkan setelah kandidat presiden Keiko Fujimori mencoba untuk membatalkan hasil penghitungan suara, meminta otoritas pemilihan untuk membatalkan ribuan suara dengan alasan penipuan, sebuah tuduhan yang tidak pernah bisa dia buktikan. Itu membuat keluarga Castillo hanya punya sedikit waktu untuk membuat rencana dan mengucapkan selamat tinggal kepada tetangga-tetangga mereka di desa.
Tidak seperti semua mantan presiden Peru selama 40 tahun terakhir, keluarga Castillo sama sekali tidak punya rumah di ibukota Lima.
Lilia Paredes yang sama seperti suaminya, juga seorang guru, mengatakan dia dan suaminya harus memutuskan apakah mereka akan tinggal di kediaman resmi presiden yaitu istana negara.
Baca Juga: Dokter Demo Tuntut Vaksin Corona Dosis Ketiga di Peru
Dia telah melihatnya dari luar tetapi tidak pernah melangkah ke dalam istana, bahkan pada tur wisata istana yang ditawarkan selama masa sebelum pandemi.
Memilih rumah bagi keluarga presiden Peru yang baru adalah keputusan penting mengingat retorika anti-elit Castillo. Slogan kampanyenya bisa dipertanyakan jika keluarganya pindah ke istana presiden yang super mewah dan penuh hiasan.
Paredes dan anak-anak akan pindah ke ibukota Lima membawa beberapa tas berisi makanan, termasuk kacang polong, buncis, tepung jagung manis dan keju yang dibuat sendiri di rumah mereka setelah memerah susu sapi setiap fajar.
Baca Juga: Tenaga Kesehatan di Peru Protes Kondisi Kerja yang Buruk
Rumah keluarga di pedalaman yang saat ini mereka tinggali, dibangun Castillo lebih dari 20 tahun yang lalu, akan dirawat oleh kakak perempuan Paredes.
Keluarga Castillo juga telah mengemas buku pelajaran anak mereka, Arnold, 16, dan Alondra, 9. Paredes ingin anak-anaknya kuliah di universitas dan perguruan tinggi negeri. Dia bilang Arnold ingin belajar teknik sipil karena dia suka matematika.
“Alondrita akan melanjutkan belajar di sekolah umum, tetapi saya ingin dia menjadi biarawati,” kata Paredes. Jika itu terjadi, ini akan menjadi pertama kalinya dalam beberapa dekade anak-anak seorang presiden bersekolah di sekolah publik. Elit penguasa Peru selama ini memilih sekolah swasta untuk anak-anak mereka.
Baca Juga: Rakyat Ekuador dan Peru Gelar Pemilu Pilih Presiden Baru
Beberapa media busana Peru menyarankan calon Ibu Negara Lilia Paredes mengenakan gaun haute couture dari desainer terpandang yang berbasis di Lima, tetapi Lilia dengan tegas menolak opsi itu. Dia memilih Lupe de la Cruz, seorang penjahit dari kota dekat Chugur, untuk membuatkan dua setelan untuknya.
"Saya suka yang sederhana... Suami saya suka apa yang saya pakai, dan saya suka apa yang dia kenakan," katanya.
Paredes baru-baru ini membawakan de la Cruz dua potong kain wol coklat dan hijau. Penjahit itu menunjukkan padanya sebuah majalah mode, dan calon ibu negara itu memilih desain dua setelan.
“Dia tidak suka hiasan atau warna yang mencolok mata,” kata de la Cruz beberapa hari kemudian di toko jahitnya yang penuh dengan kain berserakan, gunting, jarum, benang, dan penggaris.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Associated Press