Khamenei: Jangan Salahkan Rakyat yang Protes Krisis Air Bersih
Kompas dunia | 24 Juli 2021, 15:25 WIBAmnesty International mengatakan, setidaknya delapan orang tewas selama kerusuhan itu.
"Rekaman video yang diverifikasi oleh Amnesty ... dan laporan yang konsisten dari lapangan menunjukkan pasukan keamanan menggunakan senjata otomatis mematikan, senapan dengan amunisi, dan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa," katanya.
Kepala Urusan Hak Asasi Manusia PBB Michelle Bachelet mengaku sangat prihatin dengan kematian dan cedera yang terjadi selama seminggu terakhir, serta penangkapan dan penahanan yang meluas.
"Dampak krisis air yang menghancurkan kehidupan, kesehatan dan kemakmuran rakyat Khuzestan harus menjadi fokus perhatian pemerintah, bukan protes yang dilakukan oleh orang-orang yang putus asa karena diabaikan selama bertahun-tahun," katanya.
Pengawas internet NetBlocks melaporkan pemadaman akses web seluler di Khuzestan, pembatasan yang sering diberlakukan oleh pihak berwenang selama protes.
"Amerika Serikat mendesak Iran untuk mengizinkan warga negara Iran untuk menggunakan hak universal mereka atas kebebasan berekspresi, serta secara bebas mengakses informasi daring," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Jalina Porter.
Kekeringan parah di Iran telah memengaruhi rumah tangga, menghancurkan pertanian dan peternakan, dan menyebabkan pemadaman listrik.
Ekonomi Iran telah dirusak oleh sanksi yang dijatuhkan oleh mantan Presiden AS Donald Trump dan pandemi Covid-19
Para pekerja, termasuk ribuan buruh di sektor energi penting, dan pensiunan memprotes selama berbulan-bulan di tengah ketidakpuasan atas pengangguran dan inflasi.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV/Antara