Badan Obat-obatan Eropa Rekomendasikan Vaksin Covid-19 Buatan Moderna untuk Anak Usia 12-17 Tahun
Kompas dunia | 24 Juli 2021, 02:05 WIBLONDON, KOMPAS.TV - European Medicines Agency atau Badan Obat-obatan Eropa hari Jumat (23/07/2021) merekomendasikan pemberian vaksin Covid-19 Moderna untuk anak-anak usia 12 hingga 17 tahun, pertamakalinya izin dikeluarkan untuk orang di bawah 18 tahun.
Seperti dilansir dari Associated Press, Jumat, (23/07/2021), regulator obat Uni Eropa itu mengatakan penelitian pada lebih dari 3.700 anak berusia 12 hingga 17 tahun menunjukkan vaksin Covid-19 buatan Moderna menghasilkan respons antibodi yang sebanding.
Hingga saat ini, vaksin yang dibuat oleh Pfizer dan BioNTech telah menjadi satu-satunya pilihan untuk anak-anak berusia 12 tahun ke atas di Amerika Utara dan Eropa.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat saat ini sedang mempertimbangkan apakah akan memperluas penggunaan vaksin Moderna ke kelompok usia yang sama, di mana persediaan vaksin global masih terbatas dan sebagian besar dunia sedang berjuang untuk memberi vaksinasi bagi populasi dewasa mereka.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan lembaga lainnya mendesak negara-negara kaya untuk menyumbangkan dosis mereka ke negara berkembang, di mana kurang dari 2% orang menjalani vaksinasi, daripada menyuntik populasi mereka yang kurang rentan.
Baca Juga: Mengenal Kelebihan dan Efek Samping Vaksin Moderna
Ratusan juta dosis Moderna telah disuntikkan kepada orang dewasa, dan perusahaan tersebut mengatakan vaksin dua dosis itu sama protektifnya bagi remaja.
Dalam sebuah penelitian terhadap lebih dari 3.700 anak berusia 12 hingga 17 tahun, vaksin memicu tanda-tanda perlindungan kekebalan yang sama, dan tidak ada diagnosis Covid-19 yang muncul pada kelompok yang divaksinasi dibandingkan dengan empat kasus di antara mereka yang diberi suntikan dummy.
Lengan yang sakit, sakit kepala dan kelelahan adalah efek samping yang paling umum pada penerima vaksin muda, sama seperti pada orang dewasa.
Namun, regulator obat-obatan Amerika Serikat dan Eropa memperingatkan vaksin Moderna dan Pfizer tampaknya terkait dengan reaksi yang sangat jarang terjadi pada remaja dan dewasa muda, yaitu nyeri dada dan peradangan jantung.
Anak-anak mewakili sekitar 14 persen dari total kasus Covid-19 di Di Amerika Serikat hingga saat ini.
Dan sementara yang muda jauh lebih kecil kemungkinannya daripada yang tua untuk sakit parah, setidaknya 344 anak telah meninggal karena Covid-19 di Amerika Serikat saja, menurut penghitungan oleh American Academy of Pediatrics.
Sejauh ini di AS, yang sudah menjalani vaksinasi penuh dua dosis hanya kurang dari setengah populasi sasaran - dengan tingkat tertinggi di kalangan orang dewasa yang lebih tua dan manula.
Baca Juga: Tenaga Kesehatan Mulai Disuntik Vaksin Moderna
Hanya seperempat dari anak berusia 12 hingga 15 tahun telah mendapatkan dosis kedua, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. Di antara mereka yang berusia 16 dan 17 tahun, sekitar 37% divaksinasi lengkap.
Baik Pfizer dan Moderna bahkan mulai menguji vaksin Covid-19 mereka pada anak-anak yang lebih muda, dari usia 6 bulan hingga 11 tahun.
Studi-studi ini lebih kompleks: Remaja menerima dosis yang sama seperti orang dewasa, tetapi para peneliti menguji dosis yang lebih kecil pada anak-anak yang lebih muda.
Hasil pertama dari anak-anak usia sekolah dasar diharapkan pada bulan September.
Regulator obat Uni Eropa mengatakan akan terus memantau keamanan dan kemanjuran vaksin Covid-19 buatan Moderna pada anak-anak seperti yang digunakan di negara-negara anggota Eropa.
Meskipun beberapa negara telah mengesahkan vaksin Pfizer-BioNTech untuk anak di bawah 18 tahun, tidak semua lantas memutuskan untuk mulai menggunakannya, dengan alasan risiko minimal yang dihadapi anak-anak dari virus corona.
Di Inggris, misalnya, regulator mengizinkan vaksin Pfizer untuk anak berusia 12 hingga 15 tahun, tetapi pejabat kesehatan sejauh ini menolak merekomendasikan vaksin untuk siapa pun di bawah 18 tahun kecuali mereka memiliki kondisi medis yang cukup kuat untuk mendapat vaksinasi.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press