> >

Setengah Populasi Dewasa Uni Eropa Sudah Vaksinasi Covid-19, Ngebut Kejar 70 Persen Herd Immunity

Kompas dunia | 22 Juli 2021, 22:09 WIB
Seorang dokter memberikan dosis vaksin Pfizer/BioNTech Covid-19 di pusat vaksinasi Covid-19 di Leverkusen, Jerman pada 22 Juni 2021. (Sumber: Ina Fassbender/France24 via AFP)

Jerman bergabung dengan sejumlah negara Eropa yang mengalami peningkatan kasus dalam beberapa pekan terakhir.

Gelombang infeksi terbaru ini sebagian besar dipicu oleh varian Delta, yang pertama kali terdeteksi di India, yang diperkirakan akan menjadi varian virus yang dominan selama beberapa bulan mendatang, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rabu.

Sekarang varian delta tercatat di 124 wilayah Eropa, 13 wilayah lebih banyak dari minggu lalu, dan sudah menyumbang lebih dari tiga perempat spesimen sekuens di banyak negara besar.

Prancis minggu ini meluncurkan aturan baru yang mengharuskan izin kesehatan untuk semua acara atau tempat dengan lebih dari 50 orang sebelum diperluas ke restoran, kafe, dan pusat perbelanjaan pada Agustus.

Orang-orang perlu menunjukkan bukti vaksinasi atau tes negatif untuk mendapatkan akses, setelah negara itu melaporkan lonjakan baru, lebih 21.000 kasus baru pada hari Rabu, level tertinggi sejak awal Mei.

Baca Juga: Hujan Ekstrem di Eropa Barat, Belanda dan Jerman Terdampak Banjir Besar

Seorang wanita berjalan sambil menenteng maskernya di dekat Arc de Triomphe di Paris, Prancis, pada 17 Juni 2021. (Sumber: Xinhua/Gao Jing)

Kasus infeksi juga melonjak di Inggris, di mana sebagian besar pembatasan dicabut minggu ini. Sementara hari Kamis supermarket Inggris memperingatkan kemungkinan mereka akan kekurangan pasokan makanan karena staf dipaksa untuk isolasi mandiri berdasarkan sistem tracing yang baru.

Dengan tidak adanya akhir yang jelas dari pandemi ini, perhatian beralih sekali lagi ke penyelidikan internasional tentang asal-usul virus tersebut.

Di tempat lain pada hari Rabu, (21/07/2021) WHO berfokus pada aspek lain dari pandemi, yaitu krisis kesehatan mental yang meningkat disebabkan kecemasan akibat penyebaran virus, dampak psikologis dari isolasi, bersama dengan tekanan terkait dengan pengangguran dan kekhawatiran keuangan.

"Semua orang terpengaruh dalam satu atau lain cara," kata WHO dalam sebuah pernyataan pada pertemuan di Athena, Kamis.

"Dampak kesehatan mental dari pandemi ini akan berjangka panjang dan berjangkauan luas."

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : France24


TERBARU