Jamaah Haji Tiba di Muzdalifah, di Tengah Penjagaan dan Prosedur Kesehatan Ketat
Kompas dunia | 20 Juli 2021, 07:45 WIBMUZDALIFAH, KOMPAS.TV - Setelah menghabiskan sekitar 12 jam di dataran Arafat pada hari Senin (19/7/2021) untuk bagian terpenting dari haji, 60.000 orang mulai tiba ke Muzdalifah untuk persiapan tahap akhir haji tahun ini.
Beberapa menit setelah matahari terbenam pada hari kesembilan Dzulhijjah, jamaah haji mulai bergerak ke dataran Muzdalifah yang terbuka namun berbatu, tempat mereka shalat Maghrib dan Isya.
Kafilah bus yang masing-masing mengangkut 20 jemaah haji tiba di Muzdalifah secara bergelombang, dimana setiap bus tersedia pemandu yang bertugas membantu jamaah haji dengan semua informasi yang mereka butuhkan dan memastikan jamaah terus mematuhi protokol kesehatan.
Bus-bus itu dikawal patroli keamanan, dan ada jeda waktu antar bus untuk kelancaran arus lalu lintas.
Di Muzdalifah, jamaah mengumpulkan kerikil untuk melakukan jumrah aqaba di Mina.
Hari pertama di Mina, 10 Dzulhijjah, menandai hari pertama Idul Adha.
Menteri Kesehatan Arab Saudi Dr. Tawfiq Al-Rabiah mengatakan kepada saluran TV Al-Ekhbariya, tidak ada kasus virus corona yang terdeteksi di antara jamaah selama musim haji kali ini.
Baca Juga: 20 Orang Tertangkap Langgar Aturan Haji 2021, Dijatuhi Denda Rp38,6 Juta
“Ada beberapa kasus kelelahan ringan karena aktivitas fisik, tetapi jamaah dengan kasus sederhana seperti itu meninggalkan rumah sakit tak lama setelah mereka menerima perawatan yang diperlukan,” katanya.
Dr Abdul-Fattah Mashat, wakil menteri haji dan umrah, mengatakan semua jamaah haji diangkut dari Mina ke Arafat dalam tiga jam. Lebih dari 1.700 bus membawa jemaah haji dari Arafat ke Muzdalifah, tambahnya.
“Segera setelah matahari terbenam, jamaah mulai naik bus yang disiapkan sekitar tiga jam sebelumnya.”
Jemaah haji bergerak dari Muzdalifah kembali ke Mina, mulai dari tengah malam pada hari Senin waktu Makkah.
“Bus-bus ini akan membawa jamaah ke tenda mereka di Mina, dari mana mereka bisa pindah ke daerah Jamarat.
Tanggal 10 Dzulhijjah setelah pagi di Muzdalifah, jamaah segera menuju Mina untuk melaksanakan ibadah jumrah aqabah, yaitu melempar batu sebanyak tujuh kali ke tugu pertama sebagai simbolisasi mengusir setan.
Setelah mencukur rambut atau sebagian rambut (tahallul) jamaah bisa tawaf haji (menyelesaikan haji) atau bermalam di Mina dan melaksanakan jumrah sambungan (ula dan wustha)
Mashat memuji jamaah haji karena mematuhi peraturan dan mengikuti instruksi tentang pemakaian masker dan jarak sosial.
Sheikh Bandar Baleela, imam shalat dzuhur di Masjid Namirah, memfokuskan khotbah Arafah-nya untuk mendesak umat Islam untuk berbuat baik kepada semua makhluk, termasuk hewan dan benda mati.
Baleela menambahkan Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammad bin Salman sangat ingin membuat musim haji ini aman dan tenteram.
Baca Juga: Kisah Cinta 1.300 Tahun dari Kota Pelabuhan Jeddah, Gerbang Haji Puluhan Generasi dari Penjuru Bumi
Shahid Nazir Gill, seorang jamaah haji asal Kanada yang tinggal dan bekerja di Yanbu, mengatakan keramahan dan dukungan yang disediakan bagi jamaah sangat luar biasa.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Saudi atas semua yang mereka lakukan untuk kami. Upaya mereka, terutama selama pandemi, sangat saya hargai,” kata Gill kepada Arab News.
Rasha Musbah, seorang instruktur mengemudi Mesir di Universitas Putri Nourah bin Abdulrahman di Riyadh, mengatakan dia beruntung bisa ikut haji tahun ini.
“Layanannya luar biasa,” katanya kepada Arab News. “Organisasi, kebersihan, dan semua layanan lainnya berada di level tinggi.
Semua orang di sini sangat membantu, mulai dari petugas keamanan hingga petugas kebersihan.”
Dia menambahkan jamaah haji mematuhi langkah-langkah kesehatan dan menyatakan harapan agar pandemi segera berakhir.
Tapi ada juga perasaan campur aduk tentang haji tahun ini.
“Ketika suami saya dan saya pertama kali mendaftar, kami bukan di antara kelompok pertama yang disetujui,” kata Dr. Nahla Mohammed Abdullah, ahli anestesi Mesir dan dokter perawatan intensif di rumah sakit Spesialis King Abdul Aziz di Taif, kepada Arab News. “Kami sedih mengetahui itu.”
Sementara dia menerima pesan dua hari kemudian yang mengonfirmasi permintaan hajinya disetujui, sayangnya permintaan suaminya ditolak.
Baca Juga: Air Mata Bahagia Tumpah Ketika Sekeluarga Terpilih Menunaikan Ibadah Haji
Sebelumnya, jemaah haji berbondong-bondong ke Gunung Arafat Senin dini hari setelah berkumpul di Mina untuk Tarwiyah di hari kedelapan Dul Hijjah.
Di masjid Namirah, shalat Dhuhur dan Ashar lalu menghadiri khotbah haji, mengikuti jejak Rasulullah Muhammad SAW, yang menyampaikan khotbah terakhirnya pada tanggal sembilan bulan yang sama 10 tahun setelah hijrah dari Makkah ke Madinah.
Mina, 7 km timur laut Masjidil Haram di Makkah, adalah situs kota tenda terbesar di dunia, menampung sekitar 2,5 juta jamaah haji. Namun, Arab Saudi sedang berupaya meningkatkan jumlah jamaah haji yang dapat ditampung Mina, Muzdalifah dan Arafat, di bawah rencana reformasi Visi 2030 negara itu.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Arab News