> >

Media Rezim Kim Jong-Un Ingatkan Pemuda Korea Utara Tak Gunakan Bahasa Slang Korea Selatan

Kompas dunia | 19 Juli 2021, 08:23 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berbicara dalam kongres partai yang berkuasa di Pyongyang, Korea Utara Kamis, 7 Januari 2021. Kim telah meninjau hubungan dengan saingannya Korea Selatan dan menggarisbawahi kebutuhan untuk secara drastis meningkatkan hubungannya dengan dunia luar. (Sumber: KCNA via AP)

PYONGYANG, KOMPAS.TV - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un melarang penggunaan bahasa slang Korea Selatan bagi pemuda Korea Utara.

Peringatan itu diungkapkan oleh surat kabar resmi Korea Utara, Rodong Sinmun

Media tersebut juga mengingatkan mengenai larangan mengadopsi gaya hidup, potongan rambut dan juga musik Korea Selatan.

Surat kabar tersebut juga mengingatkan bagi yang melanggar bisa terkena hukuman penjara bahkan hukuman mati.

Baca Juga: Kisah Cinta 1.300 Tahun dari Kota Pelabuhan Jeddah, Gerbang Puluhan Generasi Haji dari Penjuru Bumi

Apa yang diungkapkan oleh Rodong Sinmun merupakan penerapan hukum baru yang bertujuan menghilangkan pengaruh asing dengan hukuman penalti.

“Penetrasi ideologis dan budaya di bawah papan warna-warni borjuis, bahkan lebih berbahaya dari musuh yang bersenjata,” bunyi artikel tersebut dikutip dari BBC.

Media tersebut juga meminta para pemuda Korea Utara untuk berbicara dengan standar bahasa Korea Utara.

Mereka menegaskan bahahsa Korea dengan dialek Pyongyang merupakan yang terbaik.

Oleh sebab itu, Rodong Sinmun menegaskan para pemuda Korea Utara harus menggunakannya dengan baik.

Baca Juga: Kim Jong-Un Kehilangan Berat Badan 20 Kilogram

Bahasa slang Korea Selatan akhir-akhir ini memang kerap digunakan oleh pemuda Korea Utara.

Contohnya, adalah penggunaan kata oppa oleh perempuan.

Kata oppa yang berarti kakak laki-laki, kerap digunakan sebagai ungkapan untuk pacar.

Pengaruh asing bisa diartikan sebagai ancaman bagi rezim komunis Kim Jong-un.

Pemimpin generasi ketiga Korea Utara itu bahkan sempat melabeli budaya K-Pop sebagai kanker berbahaya.

Ia menegaskan mereka bisa menghancurkan pemuda Korea Utara.

Siapa pun yang tertangkap memiliki jumlah besar media Korea Selatan, Amerika Serikat atau Jepang terancam menghadapi hukuman mati.

Baca Juga: Kim Jong-Un Liburan dengan Kapal Mewah Meski Rakyat Korea Utara Tengah Kelaparan

Sedangkan yang tertangkap menontonnya akan dipenjara di kamp kerja paksa selama 15 tahun.

Meski risikonya sangat besar, pengaruh asing masih terus ada di Korea Utara.

Jaringan penyelundup yang membawa media dan barang-barang terlarang dari Korea Selatan dilaporkan masih terus beroperasi.

Sejumlah pembelot Korea Utara, bahkan mengatakan menonton drama Korea Selatan memainkan peranan dalam keputusan mereka untuk kabur.

Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus

Sumber : BBC


TERBARU